RIAUMANDIRI.co-Jika kamu pernah merasakan mabuk kendaraan, baik itu di darat, laut maupun udara, pasti sudah tahu kalau hal itu sangat tidak menyenangkan. Satu menit kamu menikmati serunya permainan di ponsel, menit selanjutnya kamu merasa mabuk dan mual.
Mabuk kendaraan memang bisa bikin menderita, terutama saat sedang berada di perjalanan panjang.
Kenapa hal ini bisa terjadi? Bagaimana pula cara mencegahnya? Melansir Buzzfeed, Kamis (26/10/2017) lalu, berikut pendapat dua pakar mengenai hal itu.
Mabuk kendaraan terjadi ketika tiga indera tubuh yang merasakan gerakan--mata, telinga bagian dalam, dan saraf sensorik--mengirimkan sinyal berbeda ke otak.
"Mata membuat kamu bisa melihat gerakan, saraf di dalam otot membuatmu merasakan pergerakan, dan telinga bagian dalam memiliki kanal dengan cairan yang bergerak-gerak, dan hal ini memungkinkan tubuh untuk merasakan gerakan," ujar Joanne Feldman, MD, dokter pendamping ekspedisi kutub dan asisten profesor klinis di Departemen Gawat Darurat Medis di UCLA. Semua hal ini mengirimkan informasi sensorik ke otak bahwa kamu sedang bergerak.
Mabuk kendaraan biasanya terjadi ketika hanya satu atau dua dari ketiga hal tadi (biasanya telinga bagian dalam) yang merasakan kamu sedang bergerak. Karena indera lain tidak merasakannya, hal ini menciptakan ketidakcocokan informasi di otak.
"Otakmu menjadi bingung karena menerima sinyal yang campur aduk, dan merasakan pergerakan abnormal ini, yang mengakibatkan mual dan muntah-muntah," ucap Feldman.
Kenapa? Memang beginilah cara tubuh merespons informasi sensorik yang kontradiktif, menurut para pakar. Mabuk kendaraan adalah sindrom kompleks dengan sintom yang bervariasi. Sindromnya termasuk: pusing, berkeringat, sakit kepala, kelelahan, dan rasa tidak nyaman lainnya.
Kapan Terjadinya?
Mabuk kendaraan biasanya terjadi ketika mata fokus pada sesuatu yang tidak bergerak. Namun, telinga bagian dalam atau tubuh merasakan pergerakan.
Hal ini bisa terjadi ketika kamu berada di dalam mobil yang jalannya tidak mulus (melonjak-lonjak), tapi kamu sedang tidak melihat keluar jendela. "Inilah alasan orang hanya merasakan mabuk kendaraan jika mereka jadi penumpang, tapi tidak ketika menyetir," ujar Feldman. Saat menyetir, fokusmu pasti ke jalan.
"Mabuk kendaraan juga bisa terjadi saat kamu bermain video game menggunakan peralatan virtual reality atau menonton film 3D," kata Jane Rosenman, MD, dokter spesialis anak di Mayo Clinic Children's Center. Dalam kasus ini, yang terjadi adalah sebaliknya.
Jadi itulah kenapa, beberapa orang tidak bisa membaca di dalam mobil tanpa merasa pusing atau mual.
"Orang sering mabuk kendaraan di dalam mobil, karena mata mereka fokus pada benda yang tak bergerak, yaitu buku, tapi telinga bagian dalam merasakan pergerakan. Otak jadi bingung dan kamu jadi mabuk," tutur Rosenman.
Beberapa orang lainnya bisa membaca di dalam mobil dan pesawat, tanpa keluhan apa pun. Ini artinya, mereka lebih kebal terhadap mabuk kendaraan, yang memang bergantung pada masing-masing orang.
Sayangnya, kamu juga bisa mabuk kendaraan akibat menatap layar ponsel atau tablet, saat berada di jalanan yang jelek. Bahkan, walau kamu sedang tidak membaca apa-apa.
"Matamu masih fokus pada benda diam, jadi hal ini sama saja dengan membaca buku," ucap Rosenman.
Jadi, penyebab mabuk kendaraan hanya terjadi pada sebagian orang masih jadi misteri. Namun, hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak.
"Hal ini paling sering terjadi pada anak-anak berusia dua sampai 12 tahun. Kemungkinan karena otak mereka masih berkembang," ujar Rosenman.(van)
Sumber : Liputan6.com