PASIR PENGARAIAN (HR)- Direktur PT Anugerah Hijau Power Indo, Agus Susanto, mengatakan pihaknya siap gelontor dana untuk pembangunan PLTA di lokasi Lompatan Harimau, Kecamatan Rokan IV Koto.
Direncanakan dana yang dikucurkan mencapai Rp2,5 triliun.
"Kita sudah ekspos di depan Wakil Bupati Rokan Hulu Hafith Syukri dan saat ini kita tengah melalukan riset di lapangan.
Proyek ini akan melibatkan 11 kementerian. Kalau swasta siap mengerjakan cuma apakah didukung pihak pemerintah," kata Agus Susanto, Kamis (26/2), Pasir Pengaraian.
Dijelaskan Agus, dukungan Pemkab Rokan Hulu sangat dibutuhkan. Di antaranya untuk pemberian izin prinsip, menghadapi persoalan sosial masyarakat dan areal proyek.
Sedangkan untuk pembangunan infrastruktur PLTA, termasuk pembangunan jalan sudah menjadi tanggung jawab perusahaaan.
"Kami melihat pembangunan PLTA menjadi salah satu solusi mengatasi krisis energi listrik di Kabupaten Rokan Hulu. Untuk di Provinsi Riau potensi di Sungai Rokan Kiri termasuk yang terbaik dari hasil riset kami," ujarnya.
Agus menambahkan, progres pembangunan PLTA ini baru tahap riset dan studi kelayakan. Sekarang tinggal menunggu restu dan persetujuan izin prinsip dari Pemkab Rokan Hulu. Kalau sudah dilakukan riset, akan dilakukan pengeboran terhadap batu di sungai itu.
Hasil komunikasi dengan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Rokan Hulu, pekan depan akan langsung meninjau lapangan.
"Tunggu kesiapan Pemkab Rokan Hulu. Kita sudah berpengalaman dalam bidang energi listrik baik itu di Jepang, Tiongkok, Korea dan Thailand dalam pengelolaan energi listrik.
Kali ini kita buat program di Indonesia, yakni di Kabupaten Rokan Hulu. Kita melihat potensi lompatan harimau sangat mantap dan bagus," ujarnya.
Di tempat terpisah, Kepala Distamben Rokan Hulu, Yusmar mengatakan, menurut data Distamben, daya energi listrik dari PLN 27 Megawatt (MW), digunakan 36 persen jumlah penduduk Pemkab Rohul.
Ditambah energi listrik Pemda Rokan Hulu dan Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) 13 persen.
Jadi kebutuhan dan pasokan listrik masih di bawah 50 MW.
Sesuai informasi dar PT AHPI, kalau potensi sungai Rokan Kiri, (air Lompatan Harimau) 28x40 atau 80 MW. Sementara kebutuhan masyarakat Rokan Hulu sampai ke desa-desa 60 MW.
"Jadi kalau itu dioperasionalkan, kemungkinan energi listrik di Rokan Hulu masih surplus," ujar Yusmar.
Ditambahkan Yusmar, kalau curah hujan 2.500 milimeter per tahun, maka debit air diperkirakan 248 meter kubik per detik.
"Untuk itu perlu restu dan intruksi langsung Bupati Rokan Hulu Achmad, sehingga ke depan nanti akan dikordinasi dengan instasi terkait.
Supaya dalam 3 tahun ke depan kegiatan sudah berjalan," terang Yusmar.(adv/humas)