RIAUMANDIRI.CO - Rencana pemerintah menurunkan pajak sedan disambut baik oleh industri mobil di Tanah Air. Namun untuk segmen mobil bekas ( mobkas) wacana tersebut tidak memberikan dampak yang terlalu besar.
Pengamat Pasar Mobil Bekas sekaligus Manajer Senior WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih, menjelaskan rencana penurunan pajak sedan bila didasarkan untuk mendorong penjualan akan sangat minim dampaknya.
"Harapannya kan pajak turun harga bisa lebih murah, tapi yang harus diperhitungkan itu ada atau tidak segmennya, kalau pun ada itu sebesar apa. Bila bicara dalam negeri, mobil sedan suka tidak suka sepi peminat, bukan hanya dari mobil bekas tapi juga mobil baru," ujar Herjanto, Selasa lalu.
Menurut Herjanto, kalau dikaitkan karena faktor harga yang terlalu tinggi sebenarnya tidak juga, karena masih ada yang beli. Faktor nyata yang membuat pasar sedan makin tahun makin melemah karena memang pasarnya sudah ditinggalkan.
Walau dari sisi kenyamanan jelas lebih nyaman sedan, tapi pola masyarakat dalam membeli mobil saat ini cenderung mementingkan fungsi dari kendaraan. Contoh, seperti bisa menampung banyak penumpang atau barang bawaan, siap dipakai ke mana pun.
"Masa sedan di Indonesia itu sudah bergeser jauh, saat ini market suka dengan kendaraan yang fungsional, kalau model sudah jelas MPV dan SUV. Bila berharap dengan pajak turun akan tercipta segmen kembali agak susah, karena memang pamor sudah tidak seperti dulu. Untuk sedan bekas saat ini bisa dibilang hampir mati suri, belum tentu dalam satu bulan ada pergerakan," kata Herjanto.
Infrastruktur dan Ground Clearance
Tidak hanya Herjanto, Chief Operating Officer Mobil88 Halomoan Fischer, juga mengucapkan hal serupa. Menurut Fischer kecenderungan sedan lemah di Indonesia karena diawali dari trauma para pengguna terhadap infrastrukutr yang ada.
"Dulu-dulu kan rawan banjir, orang mulai malas pakai mobil sedan karena pendek jaraknya (ground clearance), sekarang juga di jalan banyak tanggul yang ekstrem. Kalau ditanya pengaruh dari penurunan pajak belum tentu juga pasarnya akan naik lagi, walaupun naik mungkin di mobil baru, untuk mobkas tetap stagnan karena memang tren di Indonesia bukan sedan lagi," ucap Fischer di waktu yang sama.(okc/van)