PEKANBARU, RIAUMANDIRI.co - Badan Pusat Statistik (BPS) Riau mencatat sepanjang Agustus 2017, Riau alami inflasi 0,24%. Secara kalender inflasi di Riau sudah 2,76% dan year on year 2016 inflasi sebesar 5,86%.
Informasi tersebut diungkapkan Kepala BPS Provinsi Riau, Aden Gultom dalam rilis pertumbuhan ekonomi Riau, Senin (4/9) di kantor BPS. Dijelaskannya, yang mengambil andil besar dalam inflasi pada Agustus 2017 yakni kelompok bahan makanan, seperti cabai merah, daging ayam ras, tarif pulsa, daging sapi, dan sejenisnya, yakni sebesar 0,78%.
Dari tiga kota di Riau yang masuk dalam perhitungan inflasi, Tembilahan menyumbang inflasi besar, yakni sampai 0,80%. Selanjutnya disusul oleh Kota Pekanbaru sebesar 0,20% dan Dumai 0,14%.
Dikatakan Aden Gultom, inflasi Riau bulan Agustus terjadi karena adanya kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran. Yang paling tinggi adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,78%, salah satunya harga Garam turut memberikan andil terhadap angka inflasi Riau.
"Kelangkaan garam beberapa waktu lalu ternyata berpengaruh terhadap tingginya angka inflasi di Dumai dan Tembilahan. BPS Riau mencatat, untuk dua kota tersebut, andil garam kasar dalam inflasi masing-masing sampai 39% dan 49%. Jadi masing-masing dari kota ini mengalami inflasi, di mana garam memberikan sumbangan inflasi besar," ujarnya.
Tercatat di Dumai per Agustus 2017 mengalami inflasi sebesar 0,14%, jika dilihat dari tahun kalender maka 3,53% inflasi. Sedangkan year on year mengalami inflasi sebesar 5,61%.
Sedangkan di Kota Tembilahan sendiri per Agustus 2017 mengalami inflasi sebesar 0,80%. Sedangkan untuk tahun kalender inflasinya mencapai 3,13%. Sementara untuk year on year inflasi di Tembilahan mencapai 3,60%. Secara keseluruhan Riau mengalami inflasi sebesar 0,24%.
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 05 September 2017
Reporter: Renny Rahayu
Editor: Nandra F Piliang