JAKARTA, RIAUMANDIRI.co - Masyarakat internasional atau dunia harus menghentikan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan militer dan kelompok ekstrimis terhadap muslim Rohingya, Myanmar. Pasalnya, aksi pembakaran perkampungan, pembunuhan warga khususnya anak-anak dan wanita merupakan kebrutalan yang mengarah kepada pembersihan etnis alias genosida yang termasuk ke dalam kejahatan HAM berat.
"Masyarakat dunia harus menghentikan kejahatan di Rohingya. PBB harus turun tangan. Pemerintah Indonesia jangan menutup mata dengan pembataian umat Muslim itu," ujar Sayed Abubakar Assegaf (SAA), anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Jumat (1/9) di Jakarta.
Sayed Abubakar Assegaf mendesak pemerintah Indonesia segera melakukan langkah diplomasi yang tegas. Sebab, kejahatan yang terjadi di Rohingya telah meresahkan dan merisaukan umat Muslim Indonesia. Bahkan kekhawatiran masyarakat Muslim Indonesia kurang sepadan dengan langkah diplomasi pemerintah.
"Seharusnya pemerintah Indonesia bisa melakukan tindakan diplomasi yang tegas dengan memanggil atau memulangkan Dubes Myanmar maupun menarik Dubes Indonesia yang di Myanmar. Sebagai bangsa yang beradab kita tidak bisa membiarkan kebrutalan yang terjadi terhadap Muslim di Rohingya," tegas Sayed Abubakar.
Sayed mengaku ada yang aneh dengan konflik Rohingya. Meski sudah berlangsung lama namun lembaga seperti PBB maupun ASEAN tidak lekas mengambil langkah nyata. Sebaliknya konflik terjadi berlarut-larut makin brutal perlakuan yang dialami Muslim di Rohingya.
"Jika dulu kita pernah menerima pengungsi manusia perahu akibat konflik di Kamboja, maka perlu dipikirkan untuk membantu Muslim Rohingya menampung dalam pulau khusus. Intinya kekerasan dan kekejamam terhadap Muslim di Rohingya harus segera dihentikan. Dan solidaritas dunia membantu Muslim Rohingya harus dilakukan dengan nyata," ujar Sayed Abubakar Assegaf, anggota DPR RI asal Dapil Riau ini. (tsc)