RENGAT (RIAUMANDIRI.co) - Sedikitnya 56 santriwati di asrama putri pondok pesantren Modern Darul Huda desa Sungai Sagu, kecamatan Lirik, kabupaten Indragiri Hulu, diduga keracunan makanan, Kamis (27/7).
Para santriwati merasakan mual diikuti dengan muntah-muntah setelah melaksanakan olahraga sore pukul 17.30 WIB. Belum diketahui apakah akibat makanan kadaluarsa atau ada faktor lainnya. Namun, Jumat (28/7) pagi, 8 orang santri putra juga mengalami gejala yang sama, diduga akibat keracunan makanan, sehingga total menjadi 64 orang.
Kapolres Indragiri Hulu melalui Pjs Kapolsek Lirik Iptu Aman Aroni membenarkan kejadian tersebut. "Benar, lebih kurang sekitar 64 murid pesantren Darul Huda keracunan makanan. Saat ini murid yang keracunan sedang dirawat di puskesmas Lirik dan sebagian dibawa ke RSUD Indrasari Pematang Reba," katanya.
Dari 56 santriwati tersebut, 40 orang di antaranya dirawat di Puskesmas lirik, dirujuk ke RSUD Indrasari Rengat sebanyak 5 orang, Puskesmas Air Molek 2 orang dan klinik Ibnu Sina Air Molek 1 orang, serta dirawat di Pesantren sebanyak 8 orang.
Kepala Sekolah SMA Islam Darul Huda, Supriyo, S.Pd, mengungkapkan, ada 8 santri laki-laki mengalami gejala sama dengan santriwati yaitu perut terasa mulas dan panas juga disertai dengan muntah. 8 santri tersebut sekitar pukul 08.30 wib tadi pagi, dibawa ke Puskesmas lirik, namun hanya diberikan obat untuk rawat jalan, karena para santri laki-laki tersebut tidak ada yang mau di infus atau rawat inap.
Sementara, penuturan dari Kepala Puskesmas Lirik, dr Prawira Nova, sebanyak 28 orang santriwati perempuan sudah diperbolehkan pulang dengan diberikan obat rawat jalan di antaranya, Paracetamol 500mg, Cotrimoxazole 480mg, Ranitidine 150mg, Metoclorpramide 10mg, Oralit 200mg dan Sucralfate syrup. Namun masih ada 6 orang santriwati masih dirawat Inap.
Kepolisian setempat sudah mengambil barang bukti berupa sepiring sisa makanan siang yakni, Nasi putih dan lauk tumis tempe, Air minum. Selanjutnya sampel tersebut diserahkan kepada pihak puskesmas Lirik untuk dilakukan uji labor.
Sementara itu dr. Prawira menyatakan sampel bekas muntahan dan makanan telah di serahkan ke dinas Kesehatan Inhu, dan selanjutnya di bawa ke Pekanbaru untuk dilakukan uji labor di BPPOM Pekanbaru.
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 29 Juli 2017
Reporter: Eka BP
Editor: Nandra F Piliang