SELATPANJANG (RIAUMANDIRI.co) - Hidayah Allah memang tidak memandang kepada siapa dia akan diberikan. Hal ini sesuai dengan firman Allah, yang artinya: “Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. [Al Qashash/28 : 56]
Begitu juga yang terjadi pada salah seorang tahanan Polres Meranti ini. Sejak Polres Meranti berdri pada tahun 2013 silam, hingga saat ini, sudah 4 tahanan non-muslim yang masuk agama Islam. Terbaru, seorang warga keturunan Tiong Hoa mengucapkan Syahadat, dibimbing Ustadz Fauzi pada Rabu (31/05/2017) kemarin.
Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Barliansyah SIK, melalui Paur Humas Polres Meranti, Iptu Djonni Rekmamora, yang diterima riaumandiri.co menjelaskan, tahanan Polres Kepulauan Meranti yang masuk Islam tersebut atas nama Musriyadi alias Cinkiong.
Cinkiong merupakan warga Selatpanjang yang lahir pada 12 Juni 1979, sebelumnya adalah pemeluk agama Budha. Namun, keputusan dirinya untuk menjadi mualaf merupakan keputusan dirinya sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
''Cinkiong memeluk Islam merupakan keinginan dari hati nuraninya sendiri dan tidak ada yang memaksa. Cinkiong merupakan seorang tahanan Polres Meranti yang sering melihat temannya satu sel melakukan salat lima waktu dan mengaji di dalam sel. Selama Polres Kepulauan Meranti berdiri pada tahun 2013 hingga saat ini sudah 4 tahanan yang masuk agama Islam,'' ungkap Djonni Rekmamora.
Dari melihat temannya yang setiap harinya melakukan salat lima waktu dan mengaji itu, membuat hati Cinkiong tergugah untuk memeluk Agama Islam. ''Bertempat di Mushola Mapolres Kepulauan Meranti, Cinkiong mengucapkan dua kalimat Syahadat yang dipimpin Ustadz Fauzi S,'' kata Djonni.
Pada susana yang penuh berkah di bulan Ramadan ini, Cinkiong masuk Islam disaksikan langsung KBO Sat Reskri, Iptu Herman Jalaludin, Kasat Tahti Polres Kepulauan Meranti, Iptu Marianto, dan Dokter Misri Hasanto, serta beberapa anggota Polres Kepulauan Meranti.
Sebelum membimbing Cikiong mengucapkan Syahadat, Ustad Fauzi terlebih dahulu melakukan tausiah kepada mualaf ini dan memberikan pemahaman tentang rukun Iman dan rukun Islam.
Dalam Islam melaksanakan salat 5 waktu dan bertutur katalah yang baik kepada sesama umat Islam, saling hormat- menghormati, saling sayang-menyayangi terhadap sesama dan bentuk wujud akhlak seorang yang memeluk agama Islam. Usai mengucapkan Syahadat, Musriyadi langsung dibawa ke Klinik Polres Meranti untuk dilakukan khitanan.
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 02 Juni 2017
Reporter: Azwin Naem
Editor: Nandra F Piliang