JAKARTA (HR)- Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Sofyan Djalil membenarkan bahwa ada usulan untuk menyatukan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di antara perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sofyan menjelaskan, hal ini dikarenakan perbankan pelat merah tersebut terlalu banyak mengeluarkan ongkos untuk investasi di bidang Information Technology (IT).
“Iya memang (penggabungan ATM), Itu kan perlu waktu mereka. Karena terlalu banyak mereka jor-joran investasi IT mereka,” ucap Sofyan di Jakarta, Rabu (25/2).
Selain itu, kata Sofyan usulan ini timbul karena alat telekomunikasi yang dulu masih memiliki tower masing-masing, namun sekarang justru memilih untuk membangun tower bersama.
“Anda lihat di mana-mana ATM BNI, BRI, Mandiri berjejer. Kenapa enggak misalnya satu atau dua saja? Sehingga biaya investasi jauh lebih murah, dan itu akan mempengaruhi juga kepada bunga,” tegas Sofyan.
Menurut Sofyan, cara ini juga untuk menurunkan bunga kredit perbankan karena akan ada efisiensi cost. "Pak Presiden ingin mendengar saja dulu. Karena enggak boleh perintah seperti itu. Yang hanya ingin melihat yang bisa efisiensi di mana. Ayo kita tingkatkan efisiensi, nah itu perlu waktu," tukasnya.(okz/ara)