Semakin meluasnya kebakaran yang terjadi di Kampung Temusai, Kecamatan Bungaraya, membuat Ketua Pemadam kebakaran Kampung Temusai, Izamri kewalahan. Sebagai orang yang paling bertanggung jawab menangani karhutla, ia tak kenal lelah brtugas di lapangan.
Akibatnya sejak kemarin, Izamri terbaring sakit di rumahnya. Diduga, Izamri terlalu banyak menelan asap yang begitu tebal.
"Sakit yang diderita Ketua Satgas Pemadam Kebakaran Kampung Temusai itu diduga akibat terlalu banyak menghirup asap tebal dari gambut yang terbakar. Pada saat memadamkan karhutla, satgas kampung tidak memakai peralatan lengkap seperti masker, sehingga asap tebal dan berbahaya tersebut tidak terelakan untuk mereka hisap. Hal ini mengakibatkan mereka jatuh sakit setelah melakukan pemadaman," ujar Penghulu Kampung Temusai, Eli Nazri Kepada Haluan Riau, Rabu (25/2).
Meski Ketua Satgas sakit, kata Eli, namun anggotanya masih tetap bekerja melakukan pemadaman semampunya. Untuk itu, kami berharap kepada dinas terkait agar bisa memberikan fasilitas atau peralatan satgas kampung khususnya peralatan keamanan. Seperti sepatu, baju, topi dan masker, agar para satgas tidak lagi kewalahan dan jatuh sakit setelah melakukan pekerjaannya.
Sementara itu Ketua Satgas Damkar Kampung Temusai, Izamri (35) yang dijumpai di rumahnya sedang terbaring menahan sakit demam. Izamri mengaku keletihan dan merasa panas di dalam tubuhnya.
"Kami saat ini kekurangan alat seperti topi, sepatu, masker, baju pemadam dan lain-lain. Dengan tidak adanya alat tersebut, kami para satgas pemadam kebakaran Kampung Temusai kewalahan dalam melakukan pemadaman api di lokasi. Apalagi ketika api sudah membakar tanah gambut tersebut.
Bahkan karena tidak punya sepatu, kami terpaksa memakai sepatu karet atau di sini sering disebut sepatu bot, sehingga ketika kami terjun melakukan pemadaman api di tanah gambut tersebut, kaki kami terpelosok di dalam gambut yang ada bara apinya. Kaki kami melepuh seperti ini," ujarnya sambil menunjukan bekas lepuhan tersengat bara api gambut di bagian jempol dan jari kakinya.
Dilanjutkan Azamri, satgas pemadam kebakaran di kampungnya sudah melakukan pemadaman api selama 8 hari dari kemarin. Namun hasilnya sam pai saat ini belum memuaskan, api masih saja berkobar di lahan masyarakat.
"Kendala yang kita hadapi dalam melakukan pemadaman api di lahan selain kurangnya peralatan keamanan, juga selang yang tidak mencukupi. Selang yang kita punya kurang panjang dan tidak terjangkau mengambil air untuk disiramkan ke lokasi kebakaran. Jadi sangat butuh selang yang panjang untuk disambungkan dari sumber air atau parit menuju ke TKP kebakaran," jelasnya.
Izamri berharap Pemda Siak kususnya dinas terkait gar segera merealisasikan peralatan yang lengkap untuk satgas kampung. Karena waktu satgas latihan sekitar Oktober 2014, dinas terkait akan memberikan bantuan seperti peralatan keamanan.
"Tapi sudah 3 bulan kami ikut pelatihan, namun sampai saat ini belum juga terealisasi. Maka dari itu karena sekarang ini musim kemarau harapan kami alat tersebut segera diturunkan, agar kami tidak kewalahan lagi memadamkan api," pungkasnya dengan penuh harap sambil berbaring. ***