DUMAI (RIAUMANDIRI.co) - Sesuai laporan team leader pendamping program KOTAKU Kota Dumai, M. Irfan, saat ini di Dumai terdapat 127 titik kawasan kumuh yang meliputi 13 Kelurahan.
"Kategori kumuh bisa berupa jalan yang tidak bagus, gedung tidak teratur, rumah belum dialiri air PDAM, drainase lingkungan tidak lancar, penataan air limbah belum ada, tidak memiliki pengelolaan persampahan, tidak adanya proteksi kebakaran. Padahal untuk pencegahan harus ada pemadam api, masing-masing ketua RT harus ada untuk pencegahan sebelum petugas pemadam kebakaran datang," beber Irfan dalam Sosialisasi program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) dalam rangka penyusunan dokumen, Senin (15/5/2017) di Hotel Confort.
Bahkan dengan tegas Irfan mengatakan, Dumai masih jauh dari smart city, karena masih banyak tahapan yang harus dilalui. "Untuk menjadi smart city terlebih dahulu menata kota layak huni, baru melangkah ke kota hijau baru menjadi smart city. Jadi masih jauh untuk mengarah ke smart city," sebutnya.
Irfan mengaku, dengan pandangan orang Pemerintah pusat terhadap Dumai yang notabene daerah kaya dan tidak sesuai dengan kondisi rill di lapangan, membuatnya sulit melobi ke Jakarta karena anggapan Dumai Kota kaya, kota minyak. Jadi yang ada dalam pandangan orang pusat Dumai sudah masuk kategori kota hijau, padahal tidak seperti itu kondisinya.
Dalam menjalankan program ini di Dumai, Irfan mengaku memiliki 24 tenaga pendamping warga yang bermitra dalam mengumpulkan data terkait apa saja yang dibutuhkan masyarakat dalam mengurangi predikat daerah kumuh.
Sementara itu Walikota Dumai Drs H Zulkifli AS, menegaskan, bahwa Kawasan kumuh sama dengan kawasan kotor, jadi hanya menghaluskan bahasa saja. "Program ini mengedukasi masyarakat dalam semua aspek, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, keindahan, kebersihan, jangan hanya orang luar yang peduli tapi partisipasi masyarakat harus ada," pinta Walikota Dumai, diacara yang selenggarakan olah Bappeda Dumai, dan diikuti 100 peserta dari seluruh elemen masyarakat.
Walikota mengajak masyarakat berpartisipasi semua, bagaimana membangun daerah kotor kita, apalagi Dumai dicanangkan kawasan strategis nasional satu satunya di Riau. Dicontohkan untuk Kecamatan Dumai Kota, tahun lalu mendapat anggaran Rp12,6 miliar, meliputi Kelurahan Laksamana dan Rimba Sekampung, dan sekarang sudah mulai bagus.
Tahun ini ada dana Rp 500 juta untuk tiap kelurahan, yang dapat tahun ini sebanyak 6 kelurahan. Kalau yang ditunjuk tidak mampu menjalankan dengan baik, maka anggarannya bakal digeser ke kelurahan lain.
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 16 Mei 2017
Reporter: Parno Sali
Editor: Nandra F Piliang