RIAUMANDIRI.co - Masa-masa pergantian keagenan merek Mazda yang diestafetkan PT Mazda Motor Indonesia (MMI) dianggap PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) sebagai momen paling sulit. Tantangan terbesar adalah mengembalikan kepercayaan konsumen yang sempat down.
Roy Arman Arfandy, Presiden Direktur EMI, sadar betul, bahwa hal tersebut pasti akan dialami. Kendati demikian, pihaknya tak tinggal diam dan mengandalkan iming-iming produk. Ada langkah-langkah kunci yang siap dan sudah dilakukan.
”Kami memang mengupayakan untuk terus menonjolkan keunggulan mobil. Tapi di sisi lain, kami terus memperbaiki aftersales yang menjadi hal sangat penting. Layanan servis di bengkel kami upayakan lebih baik,” kata Roy.
Dia pun memberi contoh, bahwa perbaikan layanan servis itu meliputi waktu tunggu dan ketersediaan suku cadang. Spare parts yang slow moving akan dipercepat keberadaannya jika tidak ada stok di bengkel. Namun untuk fast moving, harus ready stock.
Saat ini, EMI membawahi 14 diler dan 45 showroom Mazda di seluruh Indonesia. Fokus EMI adalah bersama mitra diler untuk saat ini. Prioritas akan diberikan untuk diler yang ada saat ini, termasuk menggelontor semua pemesanan, daripada menambah diler baru.
”Tapi rencana penambahan (diler) tetap ada. Tapi nanti. Saat ini fokus perbaiki aftersales dan mengomunikasikan teknologi produk Mazda yang makin canggih,” kata Roy.(okc/van)