SIAK (RIAUMANDIRI.co) - Keberadaan Cagar Budaya yang ada di Kabupaten Siak dinilai memiliki sebagai sumber potensi untuk menghidupkan Siak sebagai Destinasi Wisata. Namun, upaya itu tidak akan tercapai jika tidak dikerjakan secara bersama oleh instansi terkait.
Demikian disampaikan Ketua Komisi I DPRD Siak Su jarwo kepada Haluan Riau di sela acara Seminar Nasional Arsitektur Melayu Dahulu, Kini dan Nanti akhir pekan lalu di Gedung LAM Siak.
Menurut Sujarwo, banyak Cagar Budaya yang perlu segera direvitalisasi, kemudian dikelola guna ke pentingan bidang pariwisata. "Untuk menwujudkan hal itu, Dinas Pendidikan Kebudayaan, Dinas PU dan Tarcip serta Dinas Pariwisata harus sejalan," kata Sujarwo.
"Kami atas nama Komisi I DPRD Siak terus mendorong program revitalisasi cagar budaya yang ada di Siak, menurut kami banyak bangunan dan situs yang memiliki nilai sejarah serta tercatat sebagai cagar budaya. Seperti halnya Tangsi Belanda, Konsoler, Wedana, Kantor POS lama, MTS Lama sebelumnya lembaga pendidikan kerajaan, bangunan itu sebagian perlu dipugarkan, perlu dirawat, dan yang terpenting dikelola agar terjaga dan mimili manfaat bagi peningkatan penghasilan daerah," tambahnya.
Masih menurut Sujarwo, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memiliki pranan untuk mengkaji bagaimana sejarah dan seberapa besar nilai cagar budaya itu, agar menjadi ilmu pengetahuan yang bisa diwariskan kepada generasi penerus Negeri Istana.
Dari hasil kajian itu, dapat dijadikan dasar bagi Dinas PU dalam merencanakan program revitalisasi, serta membuat rencana pem bangunan di sekitar cagar budaya itu.
Setelah revitalisasi dila kukan, akses dan fasilitas ke cagar budaya dikemas, selanjutnya dinas pariwisata memiliki pranan dalam pengelolaan."Dinas Prariwisata hanya megelola, bagaimana cagar budaya itu bisa menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi masyarakat," pungkas Sujarwo. (infotorial/humas)