ALEXANDRIA (riaumandiri.co)-Hanya dalam hitungan jam, dua teror bom terjadi di gereja di Mesir, Minggu (9/4).
Bom pertama terjadi saat para jemaat Gereja Koptik di Kota Tanta, tengah melaksanakan ibadah Minggu Palem. Beberapa jam kemudian, aksi serupa kembali mengguncang Gereja santo Markus yang berada di Kota Alexandria.
Total korban tewas dalam dua kejadian itu mencapai 32 orang. Data jumlah korban tewas ini dilansir pihak Kementerian Kesehatan setempat.
Dalam ledakan gereja di Tanta, korban tewas dilaporkan mencapai 25 orang jemaat dan melukai 70-an orang lainnya. Sedangkan dalam kejadian di Alexandria, korban tewas mencapai 11 orang.
Namun hingga berita ini diturunkan belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dalam serangan yang dilakukan seminggu menjelang Hari Raya Paskah tersebut.
Mahjoob Zweiri, salah satu associate professor di Universitas Qatar mengatakan sebelum ini Tanta sudah beberapa kali menjadi sasaran serangan teroris.
"Wilayah dan warga Kristen di tempat itu sudah pernah menyaksikan kejadian serupa sebelumnya. Ada banyak kaum Kristen yang tinggal di sana, dan warga non-Muslim lain pun banyak di situ," kata Zweiri.
"Saya percaya, ketika ada momen keagamaan pihak keamanan seharusnya melakukan persiapan yang matang dan mempertimbangkan kemungkinan serangan," kata dia.
Timothy Kaldas, dari the Tahrir Institute for Middle East Policy, menilai, serangan ini dirancang untuk menciptakan pertikaian sektarian di Mesir.
"Ini merupakan peringatan bahwa ada kelompok religius yang spesifik yang dijadikan target, yakni komunitas Koptik dan war ga Mesir secara keseluruhan juga," kata Kaldas.
Tidak Ada WNI
Sementara menurut Ke menterian Luar Negeri RI, tidak ada korban meninggal dari WNI dalam dua kejadian itu. Dalam keterangan melalui akun Twitter resminya, Kementerian Luar Negeri RI menyatakan terdapat 21 orang WNI yang secara reguler tinggal di Tanta. Dan sejauh ini tidak ada laporan mereka menjadi korban.
Sedangkan di Alexandria terdapat 128 WNI. Sama seperti di Tanta, tidak ada laporan WNI yang jadi korban di kota itu. "Sampai saat ini tidak ada informasi mengenai korban WNI," demikian pernyataan Kemlu. (kom/dtc/sis)