JAKARTA (HR)- Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto menekankan agar tidak terjadi kelangkaan elpiji 3 kilogram di kota-kota besar seperti Bogor, Depok, Bekasi, dan Jakarta. Pertamina siap menambah suplai elpiji 3 kilogram di kota-kota besar apabila ada informasi kelangkaan.
"Jadi mestinya untuk pasokan ya, apalagi yang di kota-kota besar, ya, kayak Bogor dan sebagainya mestinya tidak boleh terjadi (kelangkaan)," kata Dwi di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Selasa (24/2).
Ia mengklaim, sejauh ini tidak ada masalah terkait pasokan elpiji 3 kilogram di kota-kota besar. Kendati demikian, lanjut Dwi, Pertamina siap menambah pasokan gas melon mulai, Rabu (25/2) hari ini.
Penambahan suplai akan disesuaikan dengan kebutuhan wilayah masing-masing. "Pokoknya sesuai kebutuhan saja. Kita kan tiap-tiap tahun kira-kira lima persen hingga enam persen pertumbuhannya. Itu akan kita penuhi," sambung dia.
Dwi juga membenarkan jika kenaikan harga elpiji 12 kilogram memengaruhi kelangkaan elpiji 3 kilogram karena masyarakat beralih menggunakan elpiji 3 kilogram dari semula memakai elpiji 12kilogram. Dwi menyebut fenomena ini sebagai konsekuensi dari kebijakan yang ditetapkan. "Kalau harganya memang berbeda, itu kan ya wajar-wajar saja.
Selama peruntukan 3 kilogram itu bisa dibeli oleh semuanya. Kalau ada perbedaan harga itu kan menjadi wajar saja bagi orang untuk beralih dari 12 kilogram ke 3 kilogram. Jadi, ya itu adalah konsekuensi dari kebijakan yang ditetapkan," ucap dia.
Diberitakan sebelumnya, elpiji 3 kilogram mulai langka di pasaran. Di Depok, harganya pun bisa mencapai Rp 22.000 per tabung. Kelangkaan juga mulai terjadi di Bekasi, dan Bogor.
Direktur Pemasaran dan Ritel Pertamina Achmad Bambang sebelumnya mengatakan bahwa distribusi gas melon sudah disesuaikan dengan kuota baru yang meningkat dari kuota sebelumnya. Ia menduga tingginya harga elpiji 3 kilogram di sejumlah daerah karena adanya permainan penimbunan.(kom/ara)