RENGAT (RIAUMANDIRI.co) - Meskipun terlahir dengan kondisi fisik tidak sempurna, ternyata tidak menghalangi Mayendra, siswa inklusi SD Negeri 016 Rengat untuk meraih prestasi hingga mampu membanggakan sekolah dan daerah.
Bocah 12 tahun ini berhasil meraih juara pertama pada lomba penulisan kreatif antar siswa SD Inklusi se Provinsi Riau tahun 2017. Atas prestasi tersebut, Mayendra berhak meraih piala dan uang tunai senilai Rp 6 juta yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Riau.
“Kami sangat bersyukur, Mayendra yang merupakan siswa berkebutuhan khusus di SDN 016 Rengat mampu meraih prestasi hingga membanggakan sekolah dan daerah kita Kabupaten Inhu,” ujar Kepala SDN 016 Rengat, Wilman, Kamis (23/3).
Tulisan yang dibuat Mayendra hingga memenangkan lomba ini sejatinya merupakan curahan hati (Curhat) dan kegundahannya sebagai seorang siswa berkebutuhan khusus. Dalam tulisan yang ditujukan langsung kepada Gubernur Riau tersebut, siswa kelas VI ini menceritakan bagaimana perjuangannya untuk melanjutkan pendidikan sebagai orang yang terlahir dalam kondisi tidak sempurna. Sebab tidak seluruh sekolah menyelenggarakan pendidikan inklusi.
Selain itu, Mayendra juga menceritakan tantangan yang harus ia hadapi saat bergaul dengan teman-temannya di sekolah, terutama dengan siswa lain yang kondisinya normal serta kegundahannya akan kelanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sebab di Kabupaten Inhu belum ada SMP sederajat yang menyediakan pendidikan untuk anak inklusi.
“Sebagai siswa kelas VI, tahun ini Mayendra akan mengikuti ujian sekolah provinsi. Makanya dia gundah karena untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP ia harus ke SLB di Air molek yang jaraknya jauh dari tempat tinggalnya,” ujar Milwan.
Untuk membuat tulisan tersebut, Mayendra hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Sebab meskipun secara fisik dan berbicaranya tidak sempurna, namun pemikiran dan tulisannya sama dengan anak normal lainnya.
Milwan berharap prestasi yang diraih Mayendra mampu menjadi motivasi bagi rekan-rekannya yang lain, termasuk siswa reguler yang secara fisik sempurna. Selain itu, prestasi yang diraih Mayendra diharapkan mampu merubah mindset masyarakat bahwa siswa berkebutuhan khusus juga memiliki kelebihan yang harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus.
“Karena itu dalam pendidikan inklusi yang paling utama kita tekankan adalah bagaimana siswa berkebutuhan khusus ini merasa status sosialnya sama dengan siswa yang lain sehingga mereka mampu mengembangkan bakat dan minatnya secara lebih baik,” tutur Wilman.
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 24 Maret 2017
Reporter: Eka BP
Editor: Nandra F Piliang