Adanya pendangkalan Sungai Batang Uwat yang berlokasikan di Kampung Rawa Mekar Jaya, Kecamatan Sungai Apit membuat resah warga sekitar. Sungai yang dahulunya bisa difungsikan sebagai salah satu urat nadi masyarakat sekitar, kini sama sekali tidak dapat digunakan sama sekali.
Diduga, pendangkalan sungai tersebut karena adanya penggalian pembuatan kanal oleh PT Arara Abadi.Akibat pendangkalan Sungai Batang Uwat ini, masyarakat sekitaran kesusahan untuk memenuhi kebutuhan air setiap harinya. Setiap hari warga membeli air galon untuk memenuhi kebutuhan air.
Dikeluhkan Penghulu Kampung Rawa Mekar, Suwito, warga harus merogoh uang hingga Rp7.000 setiap harinya untuk membeli air galon. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, penghulu meminta bantuan kepada Jaringan Masyarakat Gambut Riau (JMGR) dan Gerakan Mahasiswa Peduli Kabupaten Siak (GMPKS) yang kebetulan saat itu tengah menggali informasi di sekitaran Kampung Rawa Mekar. Setelah berdiskusi dengan penghulu dan beberapa warga, JMGR dan GMPKS menemui Kabid Amdal BLH Siak Alhak untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut.
Syahrudin salah seorang pengurus JMGR pusat menyampaikan, masyarakat sangat mengharapkan sungai tersebut dapat difungsikan kembali. Warga sangat membutuhkan air tersebut.
"Masyarakat tidak meminta lebih Mas. Masyarakat hanya berharap sungai tersebut dapat difungsikan kembali sebagaimana mestinya. Pendangkalan sungai juga diakibatkan oleh limbah lumpur kanal tersebut. Kita berharap kepada instansi terkait agar bisa memberikan solusi dalam permasalahan yang dihadapi warga saat ini, karena masyarakat di sana sangat kesusahan mencari air apa lagi musim kemarau seperti ini,"ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Kerani Kampung Rawa Mekar atau Sekdes, Setiono, Senin (23/2). "Kondisi yang dialami warga kami yang berada di Sungai Batang Uwat sangat mengenaskan.
Kalau dulu apabila musim kemarau tiba mereka mengandalkan sungai tersebut untuk memenuhi kebutuhan. Namun sekarang sudah tidak lagi karena dangkal. Pendangkalan ini disebabkan adanya pembuatan kanal yang dilakukan PT Arara Abadi disana, sehingga membuat sungai tersebut tidak seperti dulu lagi. Ditambahlah kebakaran hutan dan lahan tahun lalu yang mengakibatkan sekeliling sungai menjadi gersang dan kayupun banyak yang ambruk di sungai tersebut," ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Amdal BLH Siak Alhak menyarakankan agar warga membuat surat yang ditujukan kepada BLH Siak dan ditembuskan kepada Bupati Siak. Ditambahkan Alhak, nantio Pemda akan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. "Tentunya kami akan membantu apa permasalahan yang dihadapi masyarakat Kampung Rawa Mekar, karena itu sudah menjadi kewajiban kami dalam pemerintahan," pungkas Alhak.***