JAKARTA (riaumandiri.co)-Dampak kehadiran Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud, langsung dirasakan Malaysia. Selama empat hari berada di negara tetangga itu, tepatnya sejak Minggu (26/2), Malaysia langsung mendapatkan kesepakatan investasi US$ 7 miliar atau sekitar Rp93 triliun.
Investasi ini dilakukan BUMN perminyakan Arab Saudi, Saudi Aramco. Ada pun investasi yang dikucurkan berupa proyek pembangunan kilang minyak yang dilakukan Petronas.
Pengumuman investasi ini dilakukan oleh Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak. Menurut Najib, hubungan Malaysia dan Arab Saudi sangat erat. Saudi Aramco bakal menanamkan investasi US$ 7 miliar
Malaysia
ke proyek kilang minyak Petronas yang nilainya US$ 27 miliar. "Ini investasi yang sangat besar dan sangat signifikan," kata Najib, dilansir dari AFP, Senin (27/2).
Proyek kilang minyak ini berdiri di selatan Johor, dekat perbatasan dengan Singapura. Proyek ini dikenal dengan Refinery and Petrochemical Integrated Development Project, atau kilang minyak dan petrokimia yang terintegrasi. Saat ini, proyek tersebut sudah mencapai 50 persen dan ditargetkan selesai pada 2019.
"Masuknya Saudi Aramco sebagai partner Petronas bakal mendorong proyek ini dan positif bagi Malaysia. Bagi Aramco, proyek ini jadi outlet untuk penjualan minyaknya," kata analis dari IHS Markit, Victor Shum.
Kilang tersebut bakal membuat Singapura dan Johor Selatan sebagai pusat kilang minyak dan petrokimia di Asia Tenggara. Proyek ini disebut menciptakan ribuan lapangan kerja di Malaysia.
Pemerintah Malaysia sangat gembira dengan investasi ini. Karena bakal meningkatkan daya saing Malaysia atas tetangganya, Singapura. Malaysia juga tengah berjuang menarik investasi asing masuk, untuk menggenjot perekonomiannya yang tengah melambat.
90 Persen
Sementara itu, terkait kunjungan Raja Salman ke Indonesia mulai 1 Maret hingga 9 Maret mendatang, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, sejauh ini sudah mencapai 90 persen.
Hal itu disampaikannya usai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Senin kemarin. Menlu Retno hadir bersama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
"Mungkin sudah 90 persen, tinggal hal-hal kecil yang harus kita selesaikan pada hari H," ujar Retno.
Kepada Presiden, ia menjelaskan berbagai persiapan penyambutan baik secara substansial maupun non-substansial sesuai prosedur yang ditetapkan. Termasuk juga masalah keamanan. Retno menyampaikan, secara politik, kunjungan Raja Arab ini sangat bersejarah setelah kunjungan terakhir kalinya yakni 47 tahun yang lalu.
Kunjungan ini pun menunjukan hubungan baik antara kedua negara. Menurut Retno, selama ini kedua negara memang berkomitmen untuk lebih saling mendekatkan diri.
"Dalam dua tahun terakhir terjadi intensitas kunjungan yang sangat luar biasa, baik di tingkat menteri, parlemen, kontak bisnis dan hubungan pada level leaders baik sendiri, dalam artian pembicaraan per telepon beberapa kali dilakukan," ujarnya.
Pemerintah Arab Saudi, Retno mengatakan menilai Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Karena itu, kunjungan ini diharapkan dapat lebih meningkatkan hubungan kedua negara melalui berbagai kerja sama yang akan dilakukan nanti, salah satunya di sektor ekonomi.
"Kunjungan ini membahas peningkatan kerja sama bidang ekonomi, ekonomi jadi salah satu fokus kunjungan Raja Salman ke Indonesia," ucap Retno.
Ia menjelaskan, sejumlah kerja sama proyek akan dijalin dengan Arab Saudi. Seperti kerja sama pembangunan kilang minyak di Cilacap yang telah berjalan. Selain akan membahas kerja sama di bidang ekonomi, pemerintah Indonesia dan Arab Saudi nantinya juga akan membahas masalah jamaah haji. (bbs/dtc/rol/sis)