PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Satu demi satu panti asuhan yang ada di Riau, saat ini mulai tutup. Kondisi ini terjadi sejak terungkapnya kematian seoran balita bernama M Zikly serta seorang kakek berusia 70 tahun, di Panti Tunas Bangsa Pekanbaru, belum lama ini.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Sosial Riau, Syarifuddin, tak menampiknya. Ia menjelaskan, tercatat sebanyak 17 panti asuhan saat ini tidak lagi beraktivitas. Dari data awal sebanyak 138 panti asuhan yang terdaftar di Dinsos Riau, saat ini tinggal 121 panti asuhan yang masih tetap menjalankan.
"Banyak panti yang sudah menutup diri, mereka sepertinya tidak mau ada kejadian yang serupa terjadi lagi. Selain dari izin mereka yang sudah tidak aktif lagi.
Dan kejadian ini membuka mata dan kepedulian dari stakholder terkait. Biasanya panti itu menerima bantuan dari pemerintah, sekarang dengan adanya peraturan Bansos mereka terpaksa tutup," terangnya, Minggu (26/2).
Dijelaskan Syarifuddin, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial untuk mengambil langkah dan solusi, agar kejadian yang sama tidak terjadi. Langkah yang diambil yakni mewajibkan seluruh panti asuhan yang ada di seluruh wilayah Riau terakreditasi.
"Dengan akreditasi yang dimiliki panti, nanti pengawasan akan melekat dengan izin yang diberikan. Tentunya pengawas dan pekerja yang ada di panti itu akan ada pembinaan pelatihan seperti bagaimana mengasuh anak, jompo dan lainnya. Bagaimana makanan mereka, tempat tinggal, tempat tidur layak atau tidaknya.
Jadi semua teroganisir, sehingga kita tahu tipe panti asuhan dalam pengawasan kita," ujarnya.
Lebih jauh dikatakannya, Dinas Sosial saat ini memverifikasi panti asuhan yang ada di enam kabupaten dan kota di Riau. Langkah ini dilakukan untuk menindaklanjuti adanya panti yang tidak taat aturan.
Bahkan melakukan pelanggaran, baik terhadap administrasi perizinan maupun terhadap anak asuhannya.
"Ada enam daerah yang akan kita verifikasi panti asuhannya. Seperti di Pelalawan, Pekanbaru, Kampar, Dumai, Rokan Hilir dan Rokan Hulu. Semua pantinya akan kita data lagi. Tim verifikasi sudah turun sejak dua minggu lalu," tambahnya.