SELATPANJANG (HR)- Tidak ada yang menyangka kalau produk sagu dari Kepulauan Meranti juga digemari masyarakat dari luar daerah. Bahkan saat ini komoditas andalan perkebunan Meranti itu telah merambah pasar kuliner di Jogyakarta.
Cukup lumayan, pesanan dari Meranti itu setiap bulannya sudah rutin. Walaupun belum dalam jumlah pertai besar, namun hal ini menunjukkan trend positif bagi permintaan komoditi sagu dari Meranti. Kalau dihitung-hitung saat ini pesanan perbulannya sudah mencapai ratusan kilo gram dan meningkat dari waktu ke waktu.
Adalah Ali Imroen (25), warga Selatpanjang ini berhasil memasarkan berbagai macam produk sagu hingga ke kota Gudeg itu. Dalam satu bulan, dia bisa melakukan pengiriman hingga tiga kali pengiriman.
Berbagai panganan turunan dari tepung sagu itu, mulai dari mie sagu, kerupuk sagu, cendol sagu, dan sagu telur, membuat buat komoditas andalan daerah tersebut kian digemari.
"Baru saja saya mengirim sagu rendang ke Jogja, sebab dari pelanggan di sana minta sampel mau dicoba dulu katanya. Sebab sagu rendang itu bentuk panganan baru di Jogjakarta," ucap Ali Imroen, saat ditemui Minggu (22/2).
Ia bercerita, sejak dua tahun lalu lewat media sosial, dia getol mencoba memperkenalkan komoditi andalan tanah kelahirannya itu. Gayung-pun bersambut, promosinya waktu itu langsung mendapat tanggapan dari salah seorang pengusaha asal kota pelajar itu.
"Sejak saat itu kesepakatanpun tercapai dan atas dasar saling percaya pihak pengusaha kuliner itupun memberanikan diri memesan berbagai panganan sagu itu, termasuk tepung sagu bahan mentah itu," ujarnya.
Tapi memang mie sagu yang cukup banyak diminta kalau dulunya permintaan hanya sedikit, namun seiring berjalannya waktu kuota pengiriman semakin meningkat.
"Mudah-mudahan bisnis ini semakin berkembang dan meluas di Jogjakarta, sehingga semakin banyak pesanan," harap laki bujangan ini.
Diakuinya, setiap kilogram mie sagu yang rutin dikirimnya itu, dibeli seharga Rp 7 ribu/ Kg dari produsen yang ada di Selatpanjang.
"Saya jual dengan pemesan menjadi Rp10 ribu/Kg. Itu di luar ongkos kirim," sebutnya lagi.
Memang kalau dihitung-hitung keuntungan yang didapat tidaklah terlalu besar, tapi ia bertekad apa yang diusahakannya menjadi pintu masuk bagi promosi produk panganan sagu dari Meranti ke berbagai daerah.
"Saya optimis ke depannya nanti mi sagu ini akan meng-Indonesia. Tentunya akan berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat Meranti," tuturnya.
Salah seorang customer untuk panganan sagu Meranti di Jogjakarta, Riswanto, mengaku banyak peminat yang menyukai produk khas kota sagu dari Provinsi Riau itu.
"Mie sagu itu unik, enak dan sehat. Alhamdulilah cukup laku," ujarnya saat dikonfirmasi.
Warga Sleman Jogjakarta itu mengaku panganan sagu yang dibelinya Selatpanjang dijualnya kembali kepada beberapa pengusaha kuliner di kota Gudeg itu. Ia juga mengirim kembali panganan sagu itu ke beberapa daerah sekitar.
"Saya jual kembali, bahkan sudah ada yang mesan dari Sulawesi dan Bali," cerita Riswanto.
Bukan hanya itu, mie sagu dan beberapa panganan asli Kepulauan Meranti itu dia gunakan untuk bahan makanan di salah satu Yayasan Autis di Jogjakarta.
"Karena sehat, kami (pengurus Yayasan Autis food Jogjakarta, red), sepakat menjadikan sagu sebagai panganan anak-anak di sini," tuturnya lagi.(ali)