Batam (RIAUMANDIRI.co) – Ketua Lembaga Adat Melayu Provinsi Kepri, Abdul Razak mengingatkan Pemko Tanjungpinang untuk memproteksi seni bina Melayu di sejumlah kawasan strategis. Seperti bangunan rumah toko menuju Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah (RHF).
“Kawasan sepanjang jalan menuju Bandara Internasional RHF, Tanjungpinang adalah kawasan premium. Sehingga perlu menampilkan seni bina melayu yang kontemporer,” ujar Abdul Razak di Tanjungpinang.
Menurutnya, meskipun berbentuk ruko tetapi apabila masuk ke kawasan strategis tentu harus dipercantik dengan gaya bangunan yang bercorak melayu. Apalagi Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepri. Ruko-ruko yang sudah ada masih bisa diberikan sentuhan.
“Wisatawan yang datang tentu akan melihat estetika dari bangunan yang ada. Kita harus mempertahankan karaktristik daerah Kepri seperti apa? Khususnya dibidang seni bina bangunan,” paparnya.
Mantan Anggota DPRD Kabupaten Kepri itu mengatakan, pada waktu pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Pemko Tanjungpinang tentunya bisa memberikan masukan. Sehingga pihak pengembang juga punya peranan dalam menjaga tradisi daerah.
“Pihak pengembang juga harus memahami kondisi daerah. Bukan melulu mementingkan keuntungan, tetapi juga membantu Pemko dalam menata wajah Tanjungpinang,” tegas Abdul Razak.
Lebih lanjut, ia punya keyakinan penataan Tanjungpinang akan lebih baik. Dan bisa menampilkan seni bina Melayu yang kontemporer. Salah satu syaratnya adalah sinergi antara pihak pengembang dengan Pemko Tanjungpinang. Karena dengan begitu bisa mewujudkan visi-misi pembangunan daerah yang baik.
“Memang kita sudah memutuskan tanda tunjuk langit sebagai simbol bangunan di Provinsi Kepri. Tetapi itu saja tidak cukup, karena harus didukung dengan karaktristik bangunan yang khas Melayu,” tutup Abdul Razak.(btc)