TEMBILAHAN (RIAUMANDIRI.co) - Sekolah Dasar Negeri 006 Pulau Palas, Desa Sungai Intan, Tembilahan Hulu ini salah satu potret memprihatinkan dunia pendidikan di Kabupaten Indragiri Hilir. Sekolah yang tak jauh dari ibukota Negeri Seribu Parit itu, minim fasilitas penunjung proses belajar mengajar.
Sekolah ini letaknya hanya dibatasi sungai dengan Kota Tembilahan. Hanya memiliki 3 ruangan kelas dengan satu ruang kantor. Karena ruang tak cukup, pihak sekolah terpaksa memberlakukan satu lokal dihuni untuk dua kelas belajar.
"Sekolah SD itu terdiri dari 6 kelas, sementara kami hanya punya 3 ruang untuk belajar. Jadi kami buat untuk satu ruang disekat menjadi dua kelas. Seperti inilah sejak 2003 lalu," kata Kepala SDN 006 Pulau Palas, Zainal Arifin, S.Pd, Senin (20/2), dikutip goriaucom.
Zainal Airifn sangat berharap ada perhatian dari pemerintah untuk menambah tiga ruang kelas baru sebanyak tiga lokal. Pasalnya, tiap ruangan yang berukuran 6x6 meter disekat menjadi dua ruangan, sehingga tak memadai.
"Memang tidak efektif siswa belajar dengan kondisi yang seperti itu, jadi kami harap kalau bisa tahun ini ada penambahan ruang kelas baru," ujarnya.
Tidak hanya kekurangan ruang kelas, sekolah ini juga tak dilengkapi fasilitas perpustakaan dan laboratorium. Kondisi mobiler yang sudah hancur dan tempat tinggal guru tidak ada sama sekali.
Sebagai Kepsek, Zainal Arifin mengaku pernah mengajukan tambahan fasilitas ke Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hilir, tetapi tidak bersambut sampai saat ini.
"Saya sebenarnya sudah malas mengajukan lagi. Kemarin kami minta, malah sekolah lain yang dapat. Kami hanya berharap pihak dinas, pak Bupati, bisa melihatnya langsung. Kepada anggota dewan, juga tolong perhatikan kami disini, yang hanya terpisah sungai dari kota," harap Zainal.
SDN 006 Pulau Palas memiliki jumlah siswa 89 orang. Lemahnya ekonomi warga setempat, menjadi alasan walimurid tetap menitipkan anak-anaknya untuk bersekolah disini. Dengan tenaga pengajar yang hanya 3 guru PNS, satu guru kontrak dan 5 guru honor komite, siswa tetap bersemangat.
"Untuk rumah dinas guru, hanya ada rumah kepala sekolah. Kondisinya juga sangat parah," tutup Zainal Arifin. (grc)