SELATPANJANG (RIAUMANDIRI.co) - Rapat koordinasi Dinas Perindustrian Provinsi Riau yang dibuka secara resmi oleh Gubri pada Kamis lalu, resmi ditutup oleh Kadis Perindustrian Provinsi Riau, Muhammad Firdaus, Jumat (17/2) di Grand Meranti Hotel.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Riau, Muhammad Firdaus mengatakan, Rakornis ini dilakukan bergiliran di setiap kabupaten/ kota dalam rangka mengenal potensi daerah dan menyamakan persepsi dan mengsingkronkan program kegiatan pembangunan industri dan perdagangan untuk tahun 2017 antara dinas perindustrian dan perdagangan provinsi riau dengan kabupaten/kota se-provinsi Riau. Disesuaikan dengan kondisi dan situasi serta kebutuhan daerah masing-masing, sesuai rencana strategis yang telah ditetapkan.
"Mengingat sektor industri dan perdagangan merupakan salah satu sektor pendukung percepatan pembangunan daerah, khususnya pembangunan ekonomi, maka secara bersama-sama perlu menyusun program-program prioritas pembangunan tahun 2017 yang bersinergi antara provinsi dengan kabupaten/kota melalui rapat koordinasi teknis yang diselenggarakan," kata Firdaus.
Kedepan pihaknya akan membantu produk-produk dari Kepulauan Meranti untuk menembus pasar ritel modern di tingkat provinsi. Hanya saja, untuk sampai ke pasar ritel, produk UMKM dari tiap daerah harus melengkapi beberapa persyaratan.
"Rakornis kali ini yang paling mantap, Kabupaten Meranti yang bagus, salah satunya kami membicarakan hal tersebut dengan usaha ritel modern, seperti Pasar Buah Pekanbaru, Indomaret dan Alfamart agar dapat diekpos segara hasil Industri kita di Kabupaten/ Kota," ujarnya kepada riaumandiri.co.
Sebelumnya, Wakil bupati Kepulauan Meranti, Drs H Said Hasyim mengatakan Rakornis yang telah dilaksanakan sangat penting, mengingat potensi di Meranti sangat banyak dan perlu dikembangkan.
"Di Meranti sendiri sangat banyak potensi industri belum terkembangkan dengan baik, maka dari itu dengan Rakornis yang dilakukan diharapkan bisa mengangkat potensi itu. Salah satu industri yang saat ini menjanjikan adalah sagu. Dimana sagu bisa dikembangkan menjadi bermacam produk yang menopang kehidupan dan membantu perekonomian masyarakat
Kabupaten pengasil sagu terbesar di Provinsi Riau itu mampu memunculkan Produk turunan sagu yang baik, seperti tepung sagu, cendol sagu, mie sagu serta banyak lagi produk turunan menjadi potensi yang harus dikembangkan.
"Saat ini bisa dikatakan kita menjadi buruh di tanah sendiri, mengapa demikian, karena potensi sagu yang sangat banyak belum bisa dikembangkan dengan baik, kita hanya bisa menjadi mesin produksi, sementara sagu yang dikirim ke Pulau Jawa diolah bermacam produk di sana," kata Said.
Reporter: Azwin Naem
Editor: Nandra F Piliang