PEKANBARU (riaumandiri.co)-Korban meninggal dari Panti Tunas Bangsa, bertambah lagi. Kali ini, adalah kakek Yamin (70), yang merupakan penghuni Panti Jompo Tunas Bangsa. Ia menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru.
Sebelumnya, Yayasan Tunas Bangsa selaku pengelola panti asuhan, sempat mendapat sorotan tajam. Hal itu setelah terungkapnya kematian M Zikli, seorang balita berusia 18 bulan yang juga penghuni panti asuhan di yayasan yang sama. Kematian M Zikli diduga akibat tindak kekerasan oleh pengelola panti.
Kabar meninggalnya salah satu penghuni panti milik Yayasan Tunas Bangsa yang berada di Jalan Lintas Timur, KM 20, Kecamatan Tenayan Raya, baru diketahui Kamis (9/2) siang, saat jenazah korban dibawa ke ruang pemulasaran jenazah RSUD Arifin Achmad dari RSJ Tampan.
Dirut RSUD Arifin Achmad, dr Nurzeli Husnedy, juga membenarkan hal itu. Dikatakan, memang ada pasien rujukan dari RSJ Tampan yang meninggal. Pasien tersebut diantar Rabu (8/2) malam, oleh tim dari RSJ Tampan.
"Ya, pasiennya diantar tadi malam, sudah kita rawat secra intensif. Namun tidak tertolong karena penyakitnya sudah parah. Infeksinya sudah meluas dan tidak tertolong," jelas Nurzeli, Kamis (9/2).
"Dia diantar dalam kondisi tidak sadar, saya tidak tahu pasiennya dari mana. Yang jelas kita terima pasien kita rawat dan nyawanya tidak tertolong," jelasnya lagi.
Terkait dengan penyebab pasti kematian penghuni panti tersebut, Nuzelly mengatakan, pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh lebih dulu, sebelum akhirnya proses pemeriksaan medis selesai dilakukan.
"Untuk tanda kekerasan kita belum tahu, karena belum dilakukan visum. Sementara ini baru pemeriksaan secara medis dan belum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, karena pasien sudah meninggal lebih dulu," terangnya.
Panti Tunas Bangsa
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Syarifuddin, membenarkan bahwa pasien yang meninggal di RSUD rujukan dari RSJ, merupakan kakek yang menghuni panti Tunas Bangsa.
"Ya dia dari panti Tunas Bangsa, nanti saya jelaskan lagi. Akan kita serahkan kembali ke aparat hukum, ujar Syarifuddin.
Untuk diketahui, Yamin termasuk salah satu dari 19 penghuni panti jompo dan gangguan jiwa milik Yayasan Tunas Bangsa. Ia dievakuasi saat pihak LPA Riau bersama Tim Dissos Riau, serta Perwakilan Kemensos.
Saat ini, tinggal 28 orang dari total 29 penghuni panti Yayasan Tunas Bangsa yang berada di RSJ Tampan, dengan rincian 10 wanita dan 18 pria. Sementara itu, pemilik sekaligus ketua yayasan, LN alias Lili sudah ditahan di Mapolresta Pekanbaru.
Penahan dan penetapan tersangka terhadap Lili, terkait kasus tewasnya balita 18 bulan bernama M Zikli yang diduga dianiaya saat berada di panti asuhan Tunas Bangsa, jalan Bukit Rahayu, Kecamatan Tenayan Raya, beberapa waktu lalu.
Tak Terdata
Seperti dirilis sebelumnya, sebelum kematian M Zikli, Lili mengakui sudah ada tujuh orang anak yang terlebih dahulu meninggal. Saat ini, proses pendalaman terus dilakukan jajaran Polresta Pekanbaru.
Namun sepertinya pencarian tersebut bakal sulit. Sebab fakta terbaru hasil penelusuran kepolisian, ketujuh anak ini tidak terdata di rumah sakit bahkan hingga di tempat pemakaman. Selain itu keluarga mereka juga belum diketemukan.
"Soal anak-anak ini, sudah dicek ke rumah sakit, sesuai keterangan tersangka (Lili, pemilik yayasan), tapi tidak ada datanya," ungkap Kapolda Riau, Irjen Zulkarnain.
Hal serupa juga terjadi ketika penyidik menelusuri ke tempat mereka dimakamkan, sesuai keterangan tersangka Lili. "Soal pemakaman itu juga belum jelas. Tapi penyidik kita tetap akan berusaha semaksimal mungkin," tambahnya.
Petunjuk polisi soal kematian tujuh anak panti hanya berpengangan pada keterangan Lili saja, di mana sebelumnya ia sempat mengaku bahwa mereka sudah meninggal dan dimakamkan. Bahkan Lili juga hafal nama anak-anak tersebut.
Oolisi juga sudah memeriksa panti Yayasan Tunas Bangsa soal dugaan ada korban yang dikubur di sana. "Kita sudah bongkar sampah-sampahnya, kita gali lubang yang katanya ada kuburan, tapi belum ditemukan," beber Irjen Zulkarnain. (nur, grc)