RIAUMANDIRI.co- Bila lidah dan perut Anda tidak bisa berkompromi dengan cita rasa pedas, maka jangan sekali-kali mencoba menu ini. Oseng-oseng Mercon Bu Narti, begitulah nama warung yang selalu dikerubuti pembeli. Seperti namanya, Oseng-oseng Mercon, maka menu makanan yang disajikan di warung ini dijamin akan “meledakkan” lidah Anda, bahkan mampu membuat Anda serasa disambar “halilintar”.
Dalam bahasa Jawa oseng-oseng merupakan sebutan untuk masakan yang ditumis, sedangkan mercon berarti petasan. Tapi Anda jangan buru-buru menyangka bahwa oseng-oseng mercon merupakan tumis petasan. Oseng-oseng Mercon adalah menu masakan yang terbuat dari kikil, gajih, dan tulang muda yang ditumis bersama aneka bumbu.
Disebut mercon karena menu ini memiliki cita rasa yang pedas. Saat kita memakannya seperti ada yang meledak di dalam mulut. Nama oseng-oseng mercon sendiri adalah pemberian Cak Nun, budayawan asal Jogja. Konon saat awal berdiri, Cak Nun kerap singgah ke Warung Bu Narti bersama istri dan rekan-rekannya untuk mencicipi kuliner yang unik ini.
Karena rasanya yang sangat pedas, Cak Nun lantas memberikan nama mercon pada oseng-oseng karya Bu Narti.
Pedas Level Mercon dan Halilintar. Selain Oseng-oseng Mercon, ternyata di Warung Bu Narti juga tersedia Oseng-oseng Bledeg atau Halilintar. Pada intinya kedua oseng-oseng ini sama, yang membedakan hanyalah level kepedasannya.
Oseng-oseng Halilintar memiliki komposisi cabai yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan Oseng-oseng Mercon, karena itu tidak direkomendasikan bagi pengunjung yang memiliki masalah dengan pencernaan. Meski menyediakan menu dengan rasa pedas, Warung Bu Narti selalu dipadati pembeli dari berbagai tempat.
Bahkan banyak pengunjung dari luar kota yang sengaja datang hanya untuk mencicipi kelezatan yang terbalut dengan rasa pedas. Menikmati sepiring nasi hangat berteman oseng-oseng mercon yang lemaknya meleleh di atas nasi akan menjadi hal yang dirindukan dari Yogyakarta.(njg/ira)