Hujan turun saat malam Imlek, Rabu (18/2) lalu, sedikit membantu masyarakat yang sudah kehabisan air bersih. Kendati hujan tidak begitu lebat, namun air di penampungan bisa untuk bertahan satu atau dua minggu ke depan.
Tidak turun hujan hampir dua bulan terakhir memang membuat sejumlah warga Bengkalis kelimpungan. Air bersih untuk kebutuhan memasak dan minum, sebagian warga sudah membeli.
Ada yang membeli air galon isi ulang ada juga yang membeli air PDAM atau meminta dari jiran tetangga yang masih punya persediaan yang cukup.
Air bersih untuk kebutuhan mandi dan mencuci, sebagian warga sudah ada yang numpang di kampung sebelah, bahkan sudah ada yang mandi dan mencuci dengan air payau (agak asin, red).
“Sejak beberapa hari lalu saya sudah beli air bersih untuk masak dan minum, sedangkan untuk kebutuhan mandi dan mencuci air sumur masih bisa digunakan,” ujar Amir warga Kelapapati, Jumat (20/2).
Kondisi tidak jauh beda dialami sebagian warga Kuala Alam Kecamatan Bengkalis. pantauan wartawan sudah beberapa hari lalu sebagian warga mengangkut air bersih dari parit-parit yang ada di Kuala Alam bagian darat, karena warga yang tinggal berhampiran dengan selat Bengkalis, air di sumur mereka sudah bercampur air asin.
“Saban kali musim kemarau memang seperti inilah aktivitas sebagian masyarakat. Ada yang memanfaatkan sumur-sumur bor yang dibuat pemerintah ada juga yang mengambil air bersih dari parit di bagian darat, ada yang membawa jerigen ada pula yang membawa gerobak,” tutur Eko warga Kuala Alam.
Syamsudin, warga Teluk Pambang, sejak beberapa hari lalu menumpang mencuci di rumah ibunya di desa Kembung Luar, karena air sumur di rumahnya mengering, kalaupun ada air tidak layak untuk mandi dan mencuci. “Ini akibat kemarau tahun lalu, sumur saya mengering setelah itu airnya jadi busuk. Mungkin hanya di rumah saya, air sumur warga yang lain masih bisa digunakan,” ujar Sudin.
Sebagian masyarakat Kembung Luar dan Teluk Lancar juga merasakan sulitnya beraktifitas saat musim kemarau tiba. Sebagian mereka yang tinggal di pesisir selat Melaka sangat kepayahan, karena sumur-sumur dan air di parit akan berubah menjadi asin. Pemerintah memang membangun sejumlah sumur bor, namun sumur yang dibangun belum sebanding dengan jumlah warga yang kekeringan.
“Biasanya untuk keperluan masak dan minum, kami ambil dari air di parit-parit agak jauh ke darat. Tapi untuk kebutuhan mandi dan mencuci sebagian kami terpaksa menggunakan air sumur yang payau dan kalau sedang tidak ramai kami memanfaatkan air sumur bor yang ada,” ujar Saiful, warga Kembung Luar.
Seperti disampaikan Kepala Cabang PDAM Bengkalis, Yunus Zainal beberapa waktu lalu, bahwa pihaknya siap melayani pembelian air bersih oleh warga yang membutuhkan. Saat ini ada dua unit mobil air bersih yang siap melayani masyarakat. (man)