JAKARTA (riaumandiri.co)–Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi menyatakan, Myanmar bisa menjadikan Indonesia sebagai tempat untuk belajar mengenai demokrasi dan pluralisme.
Hal tersebut disampaikan Retno ketika menerima kunjungan para pejabat Myanmar di Kementerian Luar Negeri Indonesia, Jakarta.
“Myanmar dapat gunakan Indonesia sebagai laboratorium untuk belajar proses demokratisasi, rekonsiliasi, dan hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat yang pluralis,” ujar Menlu Retno saat menerima Menteri Informasi Myanmar, Pe Myint bersama 30 delegasi Myanmar lainnya, dari pernyataan pers, Rabu (25/1).
Kunjungan para delegasi Myanmar merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk membantu penyelesaian krisis yang membayangi wilayah Negara Bagian Rakhine (warga Rohingya).
Selama ini Indonesia tidak tinggal diam terkait isu Rohingya. Dalam 2 bulan terakhir, Menlu Retno telah berkunjung ke Myanmar tiga kali dan Bangladesh satu kali demi melakukan pertemuan dengan komunitas Buddha dan Islam untuk membantu penyelesaian krisis Rohingya.
Kunjungan para delegasi Myanmar tersebut juga merupakan hasil kerjasama Indonesia dengan Harvard Kenedy School for Democracy.
Wakil dari Harvard Kenedy School for Democracy menyatakan, Indonesia merupakan ruang kelas yang tepat untuk Myanmar belajar mengenai demokratisasi dan rekonsiliasi.
Selain ke Kementerian Luar Negeri Indonesia, para delegasi Myanmar juga dijadwalkan akan berdiskusi dengan LSM di Tanah Air serta berkunjung ke komunitas di Ambon, Maluku.(okz)