SELATPANJANG (RIAUMANDIRI.co) - Tradisi memasang lampion pada perayaan Imlek di Selatpanjang, Kepulauan Meranti, kembali dihidupkan. Kini, sudah ribuan lampion menghiasi beberapa ruas jalan di Kota Sagu untuk menyambut Imlek 2568.
Ribuan lampion yang terpasang di Jalan Imambonjol, Jalan Kartini, Jalan Diponegoro, Jalan Rintis dan Jalan Banglas ini tidak terlepas dari upaya Atai, salah satu tokoh masyarakat Tionghoa Selatpanjang.
Atai didampingi tokoh pemuda Tionghoa Kepulauan Meranti, Johnny Lin Zhi Xian, mengatakan tradisi lampion ini sebelumnya sudah ada di Selatpanjang. Hanya saja, sejak beberapa tahun belakangan, pemasangan lampion tidak dilakukan, dan hampir punah. Khawatir akan hilangnya tradisi lampion tersebut, tahun ini mereka memulai lagi tradisi memasang lampion pada perayaan Imlek.
Dijelaskan Atai, pemasangan lampion di Selatpanjang ini bersifat gotong-royong. Masyarakat sekitar jalan diminta berpartisipasi, menyumbangkan dana untuk membeli lampion. Sedangkan pemasangan dilakukan pada malam hingga dinihari. "Kalau siang tidak bisa bekerja, orang sibuk dengan aktivitasnya. Kita pasang lampion malam hingga dinihari," ujar Atai Kepada Haluan Riau Selasa (17/1) malam. "Rencana pemasangan lampion ini sudah dibicarakan bersama pada bulan 11 tahun 2016," tam bahnya.
Dalam menjaga dan melestarikan budaya lampion ini, Atai berharap semua pihak bisa bersama-sama melakukannya. Sebab, menurutnya, perayaan Imlek seperti perang air Cian Cui tidak hanya untuk masyarakat Tionghoa. Perang air itu sudah menjadi agenda wisata Provinsi Riau, yang dimeriahkan oleh semua kalangan dan etnis.
"Kepada semua masyarakat Meranti terutama di Selatpanjang, marilah kita meramaikan Selatpanjang ini. Sebab, hanya di sini perayaan Imlek sangat meriah dilengkapi juga dengan Cian Cui. Ini sudah menjadi agenda wisata, semua kalangan bisa ikut memeriahkan," beber Atai.
Ia juga berharap, mulai tahun ini hingga ke depannya, perayaan Imlek bisa semakin meriah dengan campur tangan banyak pihak. Karena, ketika sudah menjadi agenda wisata seperti Perang Air Cian Cui itu, tentu akan melibatkan banyak pihak dan akan menjadi daya tarik bagi wisatawan.
"Kita berharap tahun depan bisa lebih kompak lagi, agar semua jalan di Selatpanjang terpasang lampion," harap Atai.
Untuk di Selatpanjang, perayaan Imlek sangat meriah karena dilengkapi dengan agenda perang air selama enam hari ber turut-turut. Perayaan ini diyakini lebih meriah dibandingkan perang air Songkran di Thailand.
Setiap tahun, tak sedikit turis dari mancanegara datang ke Selatpanjang untuk mengikuti perang air ini.
Pada Imlek 2568 tahun 2017, perang air akan berlangsung dari tanggal 28 Januari hingga 2 Februari 2017. Siapkan diri untuk berpartisipasi dan berbasah-basahan dalam memeriahkan kegiatan perang air di Selatpanjang.