Padang (HR)- Wakil Walikota Padang, Sumatera Barat, Emzalmi menyatakan, penduduk rentan penyakit Difteri di kota itu mencapai 254.772 orang, yakni usia dua bulan hingga 15 tahun.
"Sampai akhir Februari 2015 kita upayakan semuanya sudah mendapatkan imunisasi," kata dia di Padang, Jumat (20/2).
Ia mengatakan, pemberian imunisasi massal sudah dilaksanakan sejak ditemukannya lima orang yang terindikasi difteri, dan satu meninggal dunia.
Sehingga, Pemkot Padang menyatakan kondisi tersebut sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), katanya.
Dia menambahkan, pemberian imunisasi tersebut juga diharapkan mampu menjangkau anak jalanan.
Hal itu tentunya perlu dilakukan kerjasama Dinas Kesehatan dengan Satpol PP, kata dia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Eka Lusti mengatakan pihaknya telah melakukan imunisasi kepada seluruh anak-anak yang berusia dua bulan sampai 15 tahun.
Imunisasi yang dilaksanakan sejak 2 Rebruari itu telah diberikan kepada 250 ribu anak dengan memberikan Vaksin Difteri Pertusis (DPT).
Imunisasi tersebut, dilaksanakan melalui sekolah, posyandu, dan ditargetkan anak berusia dua bulan sampai 15 tahun terjangkau.
Harus Tuntas Tiga Kali
Sementara, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek meminta masyarakat yang telah memberikan imunisasi difteri kepada anaknya, agar melanjutkan rangkaian imunisasi hingga tuntas sebanyak tiga kali.
"Imunisasi ke dua diberikan sebulan setelah imunisasi pertama, sedangkan imunisasi ketiga enam bulan setelah imunisasi pertama," kata dia di Padang, kemarin.
Menurut dia, percuma saja melakukan imunisasi difteri jika hanya dilakukan sekali dan tidak dilanjutkan lagi.
"Ini akan merugikan anak-anak. Karena itu saya imbau semua masyarakat yang telah mengimunisasi anaknya untuk tidak melepaskan rangkaian ke dua dan ke tiga," kata dia.
Nila mengatakan, selain kerugian bagi anak-anak Sumbar, pemerintah juga akan mengalami kerugian jika rangkaian imunisasi difteri itu tidak dilakukan secara tuntas oleh masyarakat.
"Kita telah menganggarkan 254 ribu vaksin difteri bagi Sumatera Barat. Jika tidak digunakan semua, pemerintah akan rugi telah menganggarkan sebanyak itu, tetapi tidak digunakan dan anak-anak tetap terancam difteri," kata dia.
Di sisi lain, Menteri Kesehatan mengapresiasi Pemprov Sumbar yang dinilai cepat tanggap terhadap penyebaran virus difteri di daerah itu.
"Kita cepat mendapatkan laporan dari Pemprov Sumbar, hingga bisa memberikan respon dengan cepat pula," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Rosnini Syafitri mengatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan semua pihak agar imunisasi difteri di Sumbar bisa berjalan dengan baik.
"Sekarang suspect difteri ditemukan di dua daerah di Sumbar yaitu Kota Padang dan Kabupaten Solok. Kita berharap, hal ini bisa segera diatasi," kata dia.(ant/ivi)