TEMBILAHAN (RIAUMANDIRI.co) - Bangunan reot, atap dipenuhi dengan lubang, tanpa penyekat ruangan, mengunakan meja dan kursi seadanya, inilah gambaran Sekolah Dasar 07 yang berdiri di Parit Melati Desa Bantayan, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir.
Sekolah swasta milik Yayasan Datuk Khalid yang berdiri sejak 5 November 2006 silam itu, merupakan sekolah dasar satu-satunya untuk memberikan pendidikan formal bagi anak-anak di desa yang mayoritas berprofesi sebagai petani kelapa tersebut.
10 tahun kini umurnya, SD O7 sempat mendapat bantuan dari Dinas Pendidikan Provinsi Riau, yang saat itu Kadisnya dijabat oleh HM Wardan yang kini menjadi Bupati Inhil, yang dikenal dengan program pemberdayaan masyarakat desanya.
Diceritakan Ketua yayasan Datuk Khalid, Syahyar dalam memperjuangkan sekolah yang saat itu kondisinya sangat memprihatinkan, namun tanpa tanggapan dari pemerintah daerah. Dengan kegigihannya, bermodalkan proposal bantuan rehap, ia turun langsung ke Pekanbaru Provinsi Riau, dengan angan memproleh bantuan untuk masa depan bagi anak-anak di desanya itu, dalam mengenyam dunia pendidikan di dusun yang dibelah oleh Sungai Tasik Alam Bantayan, yang kabarnya sebagai tempat pembuangan limbah PT GIN yang beroprasi di sana.
"Saat itu saya cuma mengajukan rehab bangunan, tapi malah mendapat bantuan pembagunan dua lokal," cerita Syahyar kepada riaumandiri.
Kini sekolah dengan 110 orang anak didik dan 7 orang tenaga pengajar itu, sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah daerah, karena kondisi bangunan SD 07 tersebut, jauh dari kata layak bagi mereka yang melakukan kegiatan belajar-mengajar di situ.
"Rencana saya akan mengajukan proposal ke Pemkab Inhil untuk dilakukan renovasi bagunan di tahun 2017 ini," ucap Syahyar dengan harapan.
Selain itu diceritakan juga, sekolah tanpa pungutan biaya dengan mengandalkan dana BOS tersebut juga sempat ditinjau oleh bupati HM Wardan saat awal-awal orang nomor satu di Kabupaten Inhil itu baru dilantik.
"Wardan juga pernah melihat kondisi sekolah saat baru-baru dilantik," ingatnya.
Saat ini Syahyar berharap kepada pemerintah daerah untuk menyisihkan sedikit anggaran untuk memberikan kenyamanan bagi para murid dalam mengikuti kegiatan belajar guna meraih mimpi mereka kelak, dan membangun Negeri Seribu Parit itu di masa akan datang.
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 14 Januari 2017
Reporter: Ramadana
Editor: Nandra F Piliang