PEKANBARU (riaumandiri.co)-Pernyataan tegas disampaikan Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Lodewyk Pusung, terkait ditemukannya sejumlah titik panas di Riau saat ini. Dikatakan, pihaknya akan bertindak tegas terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan.
Sikap keras dan tegas itu perlu diterapkan, supaya pada tahun 2017 ini, Riau kembali terbebas musibah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Hal itu bukan sesuatu yang mustahil. Sebab, hal itu sudah pernah diwujudkan di Riau pada tahun 2016 lalu.
Pernyataan senada juga dilontarkan Kapolda Riau Irjen Pol Zulkarnain. Ia menegaskan, tak ada kompromi bagi pelaku Karhutla. Baik perorangan atau perusahaan, akan disikat habis.
Seperti dirilis sebelumnya, Provinsi Riau diprediksi akan mulai memasuki musim kemarau pada Februari ini. Saat ini, beberapa titik panas sudah mulai terpantau di beberapa daerah di Bumi Lancang Kuning. Kuat dugaan, titik panas itu muncul akibat kebakaran hutan dan lahan, yang diduga dilakukan pihak-pihak tak bertanggung jawab.
Menurut Pangdam I/ BB Mayjen TNI, Lodewyk Pusung, pihaknya menargetkan pada tahun 2017 ini Riau terbebas dari kabut asap dan Karhutla.
"Yang penting kita tekatkan dulu, mari kita jadikan sebagai visi kita. Mari kita lakukan itu, karena pada tahun 2016 ternyata bisa. Jadi sekarang juga harus bisa," tegasnya, usai menghadiri pelantikan pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemprov Riau, Rabu (11/1), di Stadion Utama Riau.
Ditegaskan Jendral Bintang Dua ini, apapun akan dilakukan untuk mewujudkan target itu. "Saya Pak Kapolda, Pak Danrem, Pak Gubernur, kita solid satu, menjadikan Riau bebas asap tahun ini. Kita lakukan pencegahan lebih awal," ungkapnya.
Sebelumnya, saat menghadiri kegiatan di Asrama Pancasila, Pangdam I/BB juga menuturkan, reaksi cepat dalam mengantisipasi munculnya Karhutla, menjadi poin utama untuk mencegah munculnya kabut asap.
"Kalau ada kebakaran, bereaksi cepat, kita kerahkan helikopter, kita datangi, turunkan pasukan lalu padamkan," ujarnya.
"Saya yakin, ada perumahan (pondokan) liar di situ (di area yang terbakar, red). Saya yakin ditempati mereka (pembakar lahan). Mereka ini bukan orang Riau, mereka pendatang, wajar kita harus keras, harus kita keluarkan segera dari situ untuk mencegah kebakaran lahan," tegasnya.
Sikap tegas juga dilontarkan Kapolda Riau, Irjen Zulkarnain. Baginya tak ada kompromi bagi para pelaku Karhutla. Sejak dini, pihaknya sudah mengintruksikan bawahannya agar menindak tegas siapa pun yang kedapatan melakukan pembakaran lahan. Apalagi dalam waktu dekat ini Riau diprediksi akan memasuki musim kemarau, sehingga Karhutla menjadi rawan terjadi.
"Tak ada kompromi, kalau (lahan dan hutan) dibakar dengan sengaja atau karena lalai, saya sikat. Tangkap saja yang bakar lahan. Kita serukan begitu," tegasnya.
Ancaman serupa juga ditujukan bagi perusahaan (korporasi) di Provinsi Riau, yang mungkin saja coba-coba membakar lahannya untuk lahan produksi. "Perorangan atau korporasi, tak ada kompromi, saya sikat. Korporasi apalagi," tegasnya.
Langkah tersebut menurutnya terpaksa diambil Polda Riau dan jajaran, bila nanti tetap saja ditemukan titik api. Sebab, pihaknya sejak lama sudah menyebar maklumat dan mengambil upaya preemtif-edukatif agar setiap orang tidak lagi membakar lahan dan hutan.
"Bukan senang kita menangkap dan memenjarakan itu, tapi mereka yang menyusahkan kita (masyarakat). Sekali-kali gantian, kita yang bikin susah mereka. Kita angkut," tegasnya lagi.
Sementara itu, Gubri Arsyadjuliandi Rachman, mengatakan, Pemprov Riau, segera akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Kebakaran lahan dan hutan. Seperti apa yang telah dilakukan pada tahun 2016 yang lalu, lebih cepat lebih baik.
"Besok (hari ini, red) kita akan langsung mengadakan rapat, untuk kembali membentuk Satgas. Sebelumnya di evaluasi dulu, kinerja tahun lalu dan apa yang akan dilaksanakan tahun ini," ungkap Gubri.
Titik Panas Terpantau
Terpisah, Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin, mengatakan, pada Rabu pagi kembali, kembali terdeteksi sembilan titik panas yang mengindikasikan adanya Karhutla di Riau.
"Berdasarkan pencitraan satelit Aqua pukul 06.00 WIB hari ini, titik panas masih tersebar pada empat kabupaten di Riau," terangnya.
Untuk Pulau Sumatera, terpantau ada 16 titik panas. Dari jumlah itu, sembilan titik berada di Riau. Sisanya tersebar di Sumatera Utara sebanyak empat titik dan Sumatera Barat tiga titik.
Di Riau, titik panas tersebar di Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak dan Kepulauan Meranti. Di Rokan Hulu dan Rokan Hilir, masing-masing terpantau tiga titik panas.
Di Rokan Hilir, titik panas terdeteksi di Kecamatan Bagan Sinembah dan Tanah Putih. Sementara di Rokan Hulu, titik panas terdetksi di Kecamatan Rokan Empat Koto dan Tembusan.
Selanjutnya dua titik panas terpantau di Kabupaten Siak. Keduanya terpantau di Kecamatan Siak Sri Indrapura. Sementara satu titik panas lainnya terpantau di Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti.
Dari sembilan titik panas tersebut, empat di antaranya dipastikan sebagai titik api atau indikasi kuat adanya kebakaran dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.
"Empat titik api terdeteksi di Rokan Hilir dua titik serta Rokan Hulu dan Siak masing-masing satu titik," jelasnya. (nur, bbs, grc, ant, ral, sis)
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 12 Januari 2017