JAKARTA (riaumandiri.co)- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah meracik formula terbaru untuk arah tingkat bunga deposito bank-bank papan atas. Kali ini, regulator perbankan berencana memperketat jarak (gap) batas atas alias capping bunga deposito antara kelompok bank BUKU 4 dengan bank BUKU 3.
Nelson Tampubolon, Dewan Komisioner OJK Bidang Perbankan mengatakan, pihaknya sedang mempelajari kemungkinan memperkecil gap batas atas bunga deposito bank besar yang saat ini sebesar 25 basis points (bps). “Kami sedang lakukan kajian. Tentunya, gap akan lebih rendah dengan kajian antara 10 bps atau 15 bps,” katanya, Selasa (10/1).
Saat ini, OJK telah merapkan arah capping bunga deposito untuk bank BUKU III yaitu maksimal 75 bps di atas Bank Indonesia (BI) seven days repo. Sedangkan batas atas bunga deposito untuk bank BUKU IV yaitu maksimal 100 bps di atas BI seven days repo. Nah, jarak antara 75 bps dengan 100 bps adalah 25 bps.
Nelson bilang, rencana penurunan jarak batas atas bunga deposito tak akan memberikan dampak kepada perang suku bunga deposito. Pasalnya, selama penerapan capping bunga masih berlaku di perbankan dan likuiditas bank terjaga, maka perang bunga deposito tetap bisa dihindari oleh setiap kelompok bank.
Namun, OJK belum dapat menetapkan waktu rencana penerapan formula terbaru capping bunga deposito. Karena regulator masih butuh waktu untuk melakukan kajian mendalam dengan melihat data-data seperti hasi akhir program pengampunan pajak atau tax amensty, termasuk rencana kenaikan bunga acuan The Federal Reverse.
Achmad Baequni, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menilai, rencana OJK untuk memperpendek jarak bunga bunga deposito bank BUKU 4 dengan bank BUKU 3 tak akan memberikan dampak perang bunga. “Perang bunga akan terjadi jika terjadi perebutan likuiditas di pasar,” ungkapnya.
Nah, saat ini perebutan likuiditas belum terjadi karena bank-bank masih lambat menyalurkan kredit karena ekonomi masih lesu. Baequni menambahkan, isu rencana The Fed ingik kembali menaikan bunga acuan juga belum terlalu berdampak bagi perbankan di Tanah Air.
Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk menuturkan, saat ini kondisi likuiditas masih relatif baik, karena bisnis masih relatif lesu dan pinjaman kredit masih tumbuh lambat. Namun, dengan tren kenaikan bunga The Fed, maka penurunan bunga dana untuk rupiah akan relatif lebih sulit.
Lanjutnya, andai bunga dana dipaksa turun itu dapat dilakukan tapi tidak bisa terlalu besar penurunannya, karena kondisi global dan nasional yang masih perlu dicermati. Menurutnya, jarak batas atas bunga deposito bank BUKU 4 dan BUKU 3 sebesar 25 bps masih bisa mencukupi. (kon/ara)