PEKANBARU (riaumandiri.co)-Wakil Ketua DPRD Riau, Sunaryo, menyebutkan, ada pihak yang tidak sabar ingin menjadi Pimpinan Dewan. Hal itu dilontarkannya menanggapi mencuatnya mosi tidak percaya yang dilontarkan salah seorang anggota Badan Musyawarah DPRD Riau, Musyaffak Asikin, beberapa waktu lalu.
Rencana itu muncul, karena tiga orang pimpinan Dewan, yakni Septina Primawati, Noviwaldy Jusman dan Sunaryo, tidak hadir dalam rapat Banmus pertama DPRD Riau, awal Januari lalu.
Dijelaskan Sunaryo, ketidakhadirannya ketika itu sudah diketahui pimpinan Dewan lainnya. Begitu juga, dengan Pimpinan Fraksi Partai Amanat Nasional DPRD Riau, dan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN Provinsi Riau.
"Saya keluar ke mana pun di sini ini, melapor ke Ketua DPRD (Riau). Suratnya ada. Silakan tanya. Kalau ke Fraksi (PAN DPRD Riau), saya lapor ke Ketua fraksi. Tanya ke fraksi. Kalau ke Partai (DPW PAN Riau,red), saya lapor ke Ketua Partai. Tanya ke Ketua Partai, Irwan Nasir," kata Sunaryo, Senin (9/1).
"Saya pergi resmi. Ada suratnya. Umrah tanggal 5 (Januari 2017) baru balik ke Tanah Air. Sudah ada izin resmi," sambungnya.
Terkait mencuatnya mosi tidak percaya, Legislator asal Daerah Pemilihan Dumai-Bengkalis-Kepulauan Meranti, mengarahkan untuk melakukan konfirmasi ke pihak yang menghembuskan. "Kalau ada yang ngomong itu, silakan saja. Nilai sendiri. Saya yang tidak betul, atau mana yang tidak betul," lanjut Sunaryo.
Seperti diketahui, salah satu anggota Dewan yang menghembuskan adanya mosi tidak percaya kepada tiga orang Pimpinan Dewan, yakni Musyaffak Asikkin, yang tidak lain adalah kolega Sunaryo di PAN.
Terkait hal ini, Sunaryo mengeluarkan sindiran yang mengatakan pihak yang mengajukan mosi tidak percaya tersebut, tidak sabar ingin menjadi pimpinan Dewan. Namun ia menilai, hal itu biasa dalam dunia perpolitikan di Indonesia.
"Silahan saja (mengajukan mosi tidak percaya). Mungkin ada yang tak sabar mau jadi pimpinan DPRD. Bisa jadi, ada yang seperti itu. Tidak sabar mau duduk di sini. Biasa lah, politis," imbuh Sunaryo yang juga merupakan Wakil Ketua DPW PAN Riau tersebut.
Seperti diketahui, pengajuan mosi tak percaya terhadap tiga Pimpinan DPRD Riau mencuat pada rapat Badan Musyawarah DPRD Riau yang digelar di Ruang Medium DPRD Riau, Selasa (3/1) lalu.
Pasalnya, pada agenda Dewan di awal tahun ini, hanya dihadiri satu unsur pimpinan Dewan, yakni Manahara Manurung. Sementara, Ketua DPRD Riau, Septina Primawati, dan dua orang Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman dan Sunaryo, tidak terlihat. Adapun agenda Rapat Bamus kali ini membahas agenda anggota Dewan selama bulan Januari ini.
"Tadi saya lontarkan mosi tidak percaya terhadap Pimpinan Dewan yang tidak hadir dalam Rapat Banmus (DPRD Riau). Mayoritas anggota Banmus yang hadir setuju dengan itu (pengajuan mosi tidak percaya,red)," ungkap salah seorang anggota Bamus DPRD Riau, Musyaffak Asikin, kepada awak media usai Rapat Bamus DPRD Riau, Selasa siang.
Lebih lanjut, politisi Partai Amanat Nasional tersebut menyayangkan sikap tiga Pimpinan Dewan yang tidak hadir dalam Rapat Bamus DPRD Riau tersebut. Apalagi ketidakhadiran mereka tanpa alasan yang jelas.
"Ini hari pertama kerja. Di tahun baru pula. Seharusnya pimpinan Dewan hadir semua. Apalagi rapat membahas agenda dewan di bulan ini. Mayoritas anggota Banmus setuju. Cuma, untuk kesepakatan akhirnya, tergantung kesepakatan Dewan secara kelembagaan. Di sini sifatnya kolektif kolegial," pungkasnya. (dod)
Baca juga di Haluan Riau Edisi 10 Januari 2017