RIAUMANDIRI.co - Saat ini ilmu kedokteran memang sudah berkembang sangat pesat dan itu dibarengi dengan perkembangan di dunia teknologi juga. Sebelumnya, ketika seseorang mengalami sklerosis lateral amiotrofik (SLA), tidak banyak hal yang bisa dilakukan untuk menanganinya, kecuali mencoba untuk menunda gejala dan membuat pasien senyaman mungkin. Namun kini telah ada solusi untuk membuat pasien merasa lebih baik.
Meski memulihkan fungsi tubuh untuk pasien yang menderita SLA belum ditemukan, namun sebuah makalah penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine telah mengungkapkan bahwa para peneliti telah datang dengan cara yang setidaknya akan memungkinkan pasien untuk berkomunikasi kembali, sehingga mereka tidak merasa seperti tidak berdaya lagi. Tentu ini berkat berkat implan otak, dimana dokter akan menyisipkan electrocorticograph (ECOG) ke otak dimana implan akan dapat menangkap impuls yang terkait dengan gerakan.
Cara ini berhasil dipasang di otak seorang wanita berusia 58 tahun yang menderita lumpuh karena SLA, dimana dia hanya mampu menggerakkan matanya saja tanpa bisa berbicara apapun. Dengan implan, impuls dihantarkan oleh perangkat dan mengirimkannya ke komputer yang ada di depannya, dimana ia akan menggunakannya untuk berkomunikasi. Pada saat itu proses masih sangat lambat karena membutuhkan waktu sekitar 20 detik untuk mengklik huruf pada layar menggunakan otaknya. Namun ada fitur lain yang diinstal dengan tujuan untuk membuatnya lebih mandiri, seperti menyesuaikan suhu thermostat, menyalakan TV, dan lain sebagainya. Berbicara kepada New Scientist dalam sebuah wawancara, wanita itu seperti mengutip, “Saya ingin mengubah saluran televisi dan impian saya adalah untuk dapat mendorong kursi roda.” Tentu ini merupakan awal yang baik, dimana para peneliti bisa lebih mengembangkan teknologi untuk membantu para penderita SLA agar bisa lebih mandiri.(btc/van)