Alumni menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) diartikan orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi.Seringkali kita ragu dalam memakai kata yang benar antara dua kata ini alumni atau alumnus.Sebenarnya dua kata itu baku untuk dipakai kalau pemakaiannya pun tepat sesuai dengan maknanya. Oleh karena itu sebelum kita melangkah lebih jauh tentang pemakaian kata yang benar dari dua kata tersebut kita perlu mengetahui terlebih dahulu maknanya.
Alumni menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi. Sedangkan alumnus menurut kamus yang sama mempunyai pengertian orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi. Kalau dicermati, maka bisa ditemukan bedanya. Bahwa alumni adalah bentuk jamak dari alumnus. Alumni menunjukkan banyak orang sedangkan alumnus adalah bentuk tunggal yang menunjukkan satu orang saja. Dengan kata lain alumni adalah para alumnus atau kumpulan alumnus.
Jalinan komunikasi alumni sebenarnya bukan hal baru, sejak puluhan tahun lalu sudah terjadi. Komunikasi alumni dilakukan dalam atau saat momentum tertentu antara lain waktu pulang kampung hari raya atau saat perayaan tertentu termasuk pesta penikahan. Kegiatan-kegiatan temu alumni juga sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu.
Seiring dengan perkembangan tekonologi khususnya teknologi komunikasi, maka jalinan komunikasi antar alumnus sekolah dan perguruan tinggi semakin mudah. Jejaring dan media sosial menjadi pilihan tepat untuk saling kembali mengenal setelah sekian lama berpisah. Bagaimana tidak melalui media ini dapat dilacak keberadaan alumni. Ikatan-ikatan alumni semakin banyak dan beragam terbentuk. Ikatan alumni tidak hanya sekolah atau perguruan tinggi, bahkan sampai pada ikatan alumni berdasarkan angkatan atau tahun masuk.
Kondisi ini tentu saja menjadikan ajang silahturahmi dan melepas rasa kangen sesama alumnus. Beberapa alumni secara khusus membentuk ikatan keluarga alumni, tetapi ada juga alumni yang hanya menjadikansebagai ajang melepas rasa kangen dan tidak mengorganisir diri. Momentuk pertemuan juga semakin beragam tidak hanya pada momen tertentu misalnya pada saat lebaran atau liburan. Intensitas pertemuan juga cenderung semakin sering bahkan beberapa diantaranya cenderung terlalu sering. Format pertemuan juga beragam, mulai dari sekedar nongkrong bareng hingga arisan keluarga alumni.
Sebenarnya keberadaan ikatan alumni termasuk yang mengorganisir diri sudah lama ada. Tidak hanya pada sekolahdan perguruan tinggi yang sudah lama berdiri, tetapi juga pada yang baru berdiri. Disamping karena kebutuhan alumni, tetapi juga diatur dalam peraturan baik pemerintah maupun peraturan internal sekolah atau perguruan tinggi masing-masing. Penamaan organisasi ikatan alumni juga berbeda masing-masing sekolah atau perguruan tinggi. Alumni Universitas Indonesia misalnya menamakan dirinya dengan Ikatan Alumni Universitas Indonesia atau populer disebut Iluni. Begitu juga alumni Universitas Gajah Mada yang menamakan alumninya dengan Keluarga Alumni Gajah Mada atau popular dengan Kagama. Sementara itu alumni Institut Teknologi Bandung disebut IKA ITB.
Perkembangan berikutnya adalah ketika keberadaan alumni tidak hanya wadah untuk komunikasi alumni. Tetapi juga menjadi salah satu indicator penilaian dalam proses akreditasi kampus baik tingkat universitas, fakultas bahkan tingkat jurusan atau program studi. Keberadaan Ikatan Keluarga Alumni turut berkontribusi dalam penilaian mutu universitas atau fakultas. Tidak hanya itu, keberadaan ikatan keluarga alumni juga diatur dalam statuta atau aturan internal kampus atau sekolah masing-masing.
Keberadaan ikatan keluarga alumni pada hakekatnya tidak sekedar ajang untuk temu kangen atau melepas rindu, tetapi diharapkan lebih itu. Salah satu harapan besar keberadaan alumni atau ikatan alumni adalah informasi peluang kerja untuk para juniornya. Tidak hanya infromasi, keberadaan alumni juga kadang-kadang dapat menjadi penentu keberhasilan alumninya memasuki dunia kerja yang mungkin satu tempat kerja. Oleh sebab tidak heran ketika ada istilah alumni connection. Kondisi ini menyebabkan kesan khusus pada perusahaan atau dunia usaha yang jajaran pimpinan pengambil keputusan merupakan alumnus dari sekolah atau perguruan tinggi tertentu. Tidak ada yang salah dengan situasi ini selama objetifitas tetap menjadi pertimbangan utama.
Khusus di Provinsi Riau, semakin banyaknya keberadaan perguruan tinggi baik universitas, institute maupun sekolah tinggi, juga turut menentukan keberadaan ikatan keluraga alumni. Khusus Universitas Riau, keberadaan kepengurusan alumni sudah lama terbentuk. Nama ikatan alumninya adalah Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Riau. Ketua Ikatan Alumni Universitas Riau pertama kali adalah Adnan Kasry alumnus Fakultas Perikananyangjuga Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Kepengurusan selanjutnya adalah dipimpin oleh almarhum Ruskin Har seorang birokrat yang merupakan alumni Fakultas Ekonomi. Dilanjutkan lagi oleh T. Amir Sulaiman tenaga professional yang juga alumni Fakultas Ekonomi dan Rusli Zainal. Nama terakhir ini merupakan mantan Bupati Indragiri Hilir dan mantan Gubernur Riau dua periode yang juga alumni Fakultas Ekonomi Universitas Riau.
Kepengurusan-kepengurusan tersebut telah dilalui dengan berbagai dinamika. Salah satu dinamika yang terjadi adalah tertundanya proses pergantian kepengurusan. Pergantian kepengurusan IKA Universitas Riau selalu diikuti oleh kevakuman pengurus. Akibatnya pergantian kepengurusan selalu tidak tepat pada waktunyaatau melebihi masa jabatan pada awalnya.
Fenomena lain yang melekat dalam organiasi Ikatan Keluarga Alumni termasuk IKA Unversitas Riau adalah “terkadang” dijadikan kepentingan tertentu oleh sebahagian orang baik alumni itu sendiri maupun pihak lain. Karena sejalan dengan terbukanya era demokrasi, dimana kiprah peran politik terbuka bagi siapapun, keberadaan ikatan keluarga alumni menjadi strategis untuk didekati. Alumni diharapkan dapat berkontribusi membantu sesama alumninya untuk mengikuti dan memenangkan proses politik baik pemilihan legislative maupun pemilihan kepada daerah.
Kondisi ini dirasakan penulis selama menjadi pengurus dalam kepengurusan IKA Universitas Riau periode saat ini. Karena pada periode ini, proses politik termasuk baik pemilihan legislative dan pemilihan kepaladaerah langsung sudah mulai dilaksanakan. Kran demokrasi yang dibuka menyebabkan keberadaan alumni melalui ikatan keluarga alumni menjadi strategis untuk didekati dan tentu saja didorong untuk menjadi konsituen politiknya.
Namun pertanyaanya adalah apakah keberadaan ikatan keluarga alumni ini akan bisa serta merta mendorong alumni menjadi pemilih calon tertentu yang juga sesama alumni?jawabanya bisa ya, bisa juga tidak. Namun sulit untuk mengukurnya, karena tidak ada yang tahu persis siapa memilih siapa atau siapa dipilih siapa. Perlu dilakukan kajian atau penelitian untuk menjawab hal tersebut.
Tetapi sebagai bentuk ikhtiar politik, usaha untuk mendorong atau menggunakan organisasi Ikatan Keluarga Alumni termasuk IKA Unri untuk kepentingan politik tidak ada salahnya. Pertimbangan sesama alumni tentu dapat memunculkan kepercayaan dan dukungan secara emosional terhadap calon pemimpin melalui proses politik. Harapan terhadap sesama alumni tentu lebih besar dalam proses pembangunan dibandingkan dengan alumni dari sekolah atau peguruan tinggi lain. Selain itu ada kebanggan jika rekan sesama alumninya sukses dan menjadi pemimpin poiltik.
Situasi ini secara nyata terjadi selama masa kepengurusan Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Alumni Universitas Riau Periode terakhir ini. Gambaran ini merupakan penilaian dan pengamatan subyektif penulis selama menjadi pengurus IKA Unri. Indikasinya adalah ketika adanya keinginan pihak tertentu membentuk Ikatan Keluarga Alumni di daerah tertentu. Keinginan ini disampaikan ketika proses-proses atau tahapan politik khususnya pemlihan kepala daerah mulai bergulir.Proses seperti ini tentu saja bisa positif bisa juga negatif. Positifinya adalah jika alumni dimaksud terpilih menjadi kepala daerah atau menjadi pejabat publik, maka IKA Unri secara organisasi diharapkan semakin besar. Namun jika tidak berhasil IKA Unri secara organisasi bisa jalan ditempat.
Keberadaan Ikatan Keluarga Alumni yang berpengaruh mendukung karier seseorang termasuk karier politik adalah sebuah keniscayaan. Namun bahwa keberadaan Ikatan Alumni semata-mata hanya untuk kepentingan sesaat termasuk kepentingan politik tentu patut disayangkan. Berhasil atau tidaknya motif menjadi bagian dari keberadaan ikatan keluarga alumnitermasuk motif politik diharapkan tetap menjaga eksistensi organisasi ikatan keluarga alumni.
Hal terpenting lainnya dari keberadaan alumni adalah bagaimana mengaktualisasikan peran alumni dalam pengembangan almamater.Secara definisi makna almamater berdasarkanWikipedia, adalah istilah dalam bahasa Latinyang secara arti harfiah bermakna "ibu susuan".
Munculnya istilah ini berawal ketia di Yunani, dahulu para orang tua untuk mengisi waktu luang anak-anaknya dengan cara mengunjungi suatu tempat untuk mempelajari sesuatu kebutuhan mereka. Di sana mereka bermain serta belajar berbagai hal mengenai kehidupan. Namun, seiring waktu, banyak orang tua tidak mampu lagi meluangkan waktunya untuk anak mereka karena kesibukan dengan pekerjaan, maka dititipkan anak-anak tersebut kepada orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan untuk mengisi waktu-waktu luang anaknya untuk bermain dan belajar. Anak-anak tersebut kemudian diasuh dan diberikan bekal ilmu pengetahuan oleh pengasuhnya. Orang-orang (pengasuh) yang mempunyai ilmu pengetahuan tersebut diberi nama “alma mater” yang berarti “ibu pengasuh” atau “ibu yang memberikan ilmu,” yang sampai saat ini kita kenal dengan kata “almamater” dalam berbagai perspektif.
Artinya jelas bahwa almamater sendiri berposisi sebagai orang tua ketika anak atau tiap individu dititipkan padanya. Ada tanggung jawab besar yang harus ditanggungnya, memberikan bekal pengetahuan sekaligus mengasuh (yang dalam hal ini keadaan keseluruhan individu titipan tersebut tentunya juga menjadi tanggungjawab almamater).Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, almamater diartikan sebagai perguruan tinggi atau akademi tempat mahasiswa pernah belajar dan menyelesaikan pendidikanya.
Oleh sebab itu, menjadi kewajiban alumni juga untuk menjaga nama baik dan memajukan almamater. Tentu dengan daya dukung dan kapasitas yang dimiliki oleh masing-masing alumni baik secara individual, kelompok maupun melalui kelembagaan Ikatan Keluarga Alumni. Secara khusus untuk Ikatan Keluarga Alumni Universitas Riau, tentu akan dicurahkan sumberdaya yang dimiliki alumni untuk almamater dalam hal ini Universitas Riau.
Untuk itu, berkenaan dengan rencana Kongres Ikatan Keluarga Alumni Universitas Riau (IKA Unri) yang akan dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2016 di Pekanbaru, pastidiikuti dengan semangat untuk memajukan almamater. Kepentingan almamater sebagai “ibu asuh” akan menjadi pertimbangan utama dalam melahirkan keputusan-keputusan strategis organisasi. Berbagai kekurangan organisasi yang telah lalu tentu akan menjadi pelajaran dan akan diperbaiki di waktu mendatang.
Semoga melalui kongres ini akan terbentuk kepengurusan Ikatan Keluarga Alumni yang lebih baik, lebih kompak dalam mewujudkan peranya memajukan almamater. Dan Universitas Riau sebagai salah satu perguruan tinggi di Provinsi Riau menjadi salah satu yang disegani karena prestasinya. Harapan Universitas Riau menjadi Universitas Riset yang cemerlang berbasis pengembangan sumber daya kawasan perairan dan budaya melayu tahun 2035, sebagaimana visi yang sudah ditetapkan dapat terwujud. Semoga.****
*Hasan Supriyanto
Wakil Sekretaris Pengurus Pusat
Ikatan Keluarga Alumni Universitas Riau