PEKANBARU (riaumandiri.co)-Tingginya prevalensi kasus HIV/AIDS di Indonesia, membuktikan bahwa tingginya kesadaran masyarakat melakukan proses pengobatan. Hal ini menjadi salah satu langkah bagi pemerintah dalam melakukan penekanan angka HIV/AIDS di Indonesia.
Ini merupakan kabar baik, kalau dulu masalah HIV sangat tertutup dan banyak yang tak mau memeriksakan diri.
Demikian diungkapkan Direktur Kesehatan Reproduksi BKKBN Pusat DHitima Wardhani, MPH, dalam acara sosialisasi IMS dan HIV/AIDS serta Condom Dual Protection Bagi Mitra Kerja, yang ditaja BKKBN Riau, Selasa (29/11).
Menjaga kesehatan alat reproduksi sebelum menikah bahkan setelah menikah sangatlah penting. Hal ini guna terhindar dari adanya pergaulan bebas dan terjangkit dari penyakit HIV/AIDS. Kondom menjadi salah satu alat kontrasepsi yang dianjurkan untuk digunakan, tidak hanya bagi para remaja tetapi juga bagi pasangan usia subur.
Pasalnya, kondom tidak hanya sebagai alat pengatur jarak kelahiran tetapi juga bisa mencegah dari terjangkitnya penyakit HIV/AIDS, yang saat ini terbilang tinggi. Sebab itu perlu kejujuran sesama pasangan dalam membina rumah tangga, serta melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi sejak dini.
Sementara, Pengelola Program Komisi Perlindungan AIDS Riau, Helmi Yaldi mengatakan Riau merupakan provinsi ke-14 tertinggi kasus HIV/AIDS di Indonesia. Dengan jumlah kasus 3.800 dengan jumlah usia terbanyak adalah usia produktif yakni 15-30 tahun.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Yenrizal Makmur mengatakan dalam sosialisasi inidiharapkan bisa menjadi perpanjangan tangan di masyarakat. "Semua ini kan harapannya agar masyarakat lebih cerdas sehingga bisa terhindar dari yang namanya penyakit HIV/AIDS.
Khusus untuk remaja, pihaknya juga sudah ada program pusat informasi konseling remaja yang gunanya agar tidak ada keterlanjuran-keterlanjauran. "Sehingga remaja kita bisa berkualitas dan terhindar dari Penyakit HIV/AIDS," pungkasnya.(nie)