SIAK (RIAUMANDIRI.co) - Operasi dan Pempeliharaan (OP) irigasi di Kabupaten Siak terkesan dikerjakan sesuka hati. Pasalnya, pembersihan irigasi dilakukan ketika musim hujan dan banjir saja, sehingga masyarakat menilai biaya OP yang mencapai hingga Rp2 miliar lebih itu tidak dijalankan sebagaimana mestinya.
Sementara biaya pembersihan irigasi di primer per meternya hanya dihargai sekitar Rp 1.000, bahkan ada yang Rp 800, sedangkan harga yang sebenar dari dinas terkait, permeter Rp 5.000 rupiah.
"Kami sebagai pekerja dalam 1 meter membersihkan paret ini dibayar 1000 rupiah pak, satu meter itu kanan kiri, kalau pas dapat yang semak belukar seperti ini memang cukup lama menebasnya, dan rata-rata di paret sini rumputnya sudah tebal semua," kata Kardi, salah satu pekerja pembersih irigasi kepada riaumandiri.co, Senin (28/12).
Kardi juga mengaku, dengan upah sebesar itu menurutnya cukup tinggi, karena di daerah Paket, Kecamatan Bungaraya hanya 800 rupiah permeter.
"Kita berharap, kalau harga dari dinas sampai 5.000 rupiah per meter apa salahnya turun ke kami 2500 atau 3000 rupiah, dan jangan terlalu murah kali ke kami sebagai masyarakat kecil pekerja kasar," ungkapnya dengan logat jawa yang kental.
Hal sanada disampaikan Udin, warga Kecamatan Bungaraya, ia mengaku bahwa pengerjaan membersihkan irigasi melalui dana OP selama ini terkesan lamban, sehingga ketika musim hujan tiba banyak perumahan dan persawahan kebanjiran karena air tidak bisa berjalan dengan lancar akibat irigasi mampet.
"Lihat saja sendiri, dana OP itu sampai 2 miliar lebih, kalau di perinci atau dihitung selama ini pengerjaannya berapa kali dalam setahun, terus harganya berapa permeter, selain itu irigasi mana saja yang harus dibersihkan melalui dana OP ini, karena selama ini masyarakat belum tahu berapa anggarannya dan berapa kali dalam setahun untuk membersihkan irigasi," ungkapnya.
"Yang lebih parahnya lagi, kenapa ketika kebanjiran sudah terjadi pengerjaan OP baru dilakukan ?" tanya Udin heran.
Masyarakat berharap kepada Dinas BMP Siak bagian perairan agar dapat menjalankan program OP ini dengan sebaik-baiknya. Jangan ketika musibah sudah melanda baru bergerak untuk membersihkan irigasi.
Ulasan lengkapnya di Koran Haluan Riau edisi 29 November 2016
Reporter: Sugianto
Editor: Nandra F Piliang