Makassar (riaumandiri.co)-Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar sosialisasi tax amnesty di Makassar, Sulawesi Selatan. Dalam sosialisasi ini, Jokowi mengatakan harta orang Indonesia yang disimpan di luar negeri sangat banyak.
Namun, mayoritas harta tersebut belum dilaporkan ke Ditjen Pajak.
"Data yang ada di Kementerian kurang lebih Rp11 ribu triliun. Daftarnya ada di kantong saya. Yang hadir di sini saya hapal, satu dua masih simpan di sana," ujar Jokowi saat sosialisasi tax amnesty di Ballroom Hotel Clarion, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (25/11).
Jokowi menjelaskan, di 2018 nanti akan ada keterbukaan arus informasi yang tidak bisa dicegah oleh negara manapun. Karena semua negara telah menyepakati aturan internasional mengenai keterbukaan informasi tersebut.
"Duit orang Indonesia yang di Singapura, Swiss, Hong Kong, berapa? Semua akan terbuka karena aturan internasional sudah tandatangan semuanya. Itu era keterbukaan," lanjut Jokowi yang dirilis dari detikcom.
Selain itu, Jokowi menambahkan, kedatangannya ke Makassar untuk mengajak para wajib pajak ikut serta dalam tax amnesty.
"Apalagi di Sulawesi Selatan ini pertumbuhan ekonominya 8,05 persen. Terima kasih Pak Gubernur sudah digerakkan pertumbuhan ekonomi di sini dan sekitarnya. Makanya, kalau sudah 8,05 persen mestinya saya datangi langsung biar semua ikut tax amnesty. Saya datang ke sini tidak hanya untuk jumpa fans, tidak," tutur Jokowi.
"Saya datang ke sini agar semuanya bisa bergerak, baik usaha kecil, menengah dan besar. Karena dalam pembangunan kita memerlukan injeksi dana, kita membutuhkan uang masuk yang sebesar-besarnya," lanjut Jokowi.
Jokowi juga mengatakan, pelaksanaan tax amnesty tahap pertama berlangsung sukses. Bahkan Indonesia menjadi negara paling baik di dunia dalam pelaksanaan tax amnesty.
"Jadi sebenarnya tax amnesty itu simpel. Ungkap harta kekayaan kita, terus tebus, sudah. Simpel. Gitu saja," tambah Jokowi. (dtc/ril)