BEIJING (RIAUMANDIRI.co) - Kiprah Apple di Tiongkok sepertinya tidak berjalan dengan manis. Dua seri smartphone-nya, iPhone 6 dan 6s, ternyata dibanjiri keluhan pengguna karena bricked (mati, tidak menyala lagi) tanpa sebab.
Bahkan, lembaga China Consumers Association (CCA) secara terbuka meminta Apple untuk segera melakukan investigasi soal unit iPhone 6 dan 6s yang mengalami status bricked.
Seperti dilaporkan Phone Arena, Minggu (20/11/2016), para pengguna tersebut melaporkan, iPhone mereka bricked sesaat setelah baterai iPhone menyentuh angka 50 persen. Sebagian pengguna juga mengatakan iPhone mereka langsung mati ketika dibawa di area dengan suhu dingin.
“Melihat banyaknya keluhan pengguna yang mengalami iPhone-nya rusak tanpa sebab, kami segera meminta Apple untuk menyelidiki kasus ini secara sigap,” kata juru bicara CCA.
Apple sendiri tidak merespon permintaan CCA hingga saat ini. Mereka juga tidak mengumbar komentar soal banyaknya unit iPhone yang rusak di Negeri Tirai Bambu.
Perusahaan yang berbasis di Cupertino tersebut memang tidak memiliki jalan yang mulus di Tiongkok. Salah satu hal yang membuat mereka sulit bergerak adalah ketatnya persaingan dari vendor smartphone lokal seperti Huawei, Xiaomi dan yang lainnya.
Pada Juni 2016 lalu contohnya, mereka secara resmi telah menghentikan penjualan iPhone 6 karena Apple dituduh mencuri desain smartphone besutan vendor-vendor tersebut.
Meski 'melempem' di Tiongkok, bisnis Apple tetap berjaya untuk negara-negara di luarnya. Laju bisnis mereka terus mengalami peningkatan pangsa pasar di Amerika Serikat, serta beberapa negara di Eropa seperti Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol.
Untuk Negeri Paman Sam, pangsa pasar Apple meroket 31,3 persen. Sementara, di kelima negara Eropa itu, pangsa pasar Apple melonjak 18,4 persen. (lpt/ivn)*