(RIAUMANDIRI.co) Jakarta - Eric Schmidt, yang merupakan bos dari induk usaha Google Alphabet menyebut Rusia sebagai negara dengan serangan cyber yang paling berbahaya bagi Amerika Serikat dibanding negara-negara lain.
"Yang paling saya takutkan saat ini sebenarnya adalah Rusia," singkat Schmidt dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg.
Menurut Schmidt, ketakutan itu didasarkan pada sejumlah aksi Rusia yang terjadi beberapa waktu ke belakang, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (17/11/2016).
"Jika kamu melihat beberapa aksi mereka selama beberapa bulan ke belakang, mereka melakukan sejumlah serangan yang sangat terpublikasi, yang hanya bisa dimengerti sebagai aktivitas cyber dan mereka tak malu akan hal ini," lanjutnya.
Komentar Schmidt ini terkait dengan pernyataan Pemerintah Amerika Serikat yang menyebut Rusia terlibat dalam aksi peretasan yang berujung pada bocornya sejumlah email milik Hillary Clinton, salah satu kandidat dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) yang kemudian dimenangkan oleh Donald Trump.
Ketakutan Schmidt terhadap Rusia ini sebenarnya cukup menarik, mengingat sejarah Google dengan aksi serangan cyber yang berasal dari China. Beberapa tahun lalu Google mengalami sejumlah serangan cyber yang berasal dari China.
Menurut Google, target dalam serangan cyber itu adalah sejumlah aktivis HAM yang menggunakan layanan Google. Serangan yang juga dialami oleh sejumlah perusahaan teknologi lain ini kemudian memaksa Google angkat kaki dari daratan China pada tahun 2010 lalu. (dtk/ivn)