(RIAUMANDIRI.co) Jakarta - Perkembangan teknologi yang semakin pesat ditandai dengan meningkatnya jumlah pengguna internet di dunia. Hingga akhir tahun 2015 lalu, laporan State of Connectivity 2015: A Report on Global Internet Access mengungkapkan jumlah pengguna internet di dunia telah mencapai angka 3,2 miliar.
Pada era big data, penetrasi internet yang tinggi bersamaan dengan datangnya informasi data yang melimpah, menimbulkan tantangan baru bagi berbagai industri, salah satunya industri media yang kerap mengalami terpaan arus informasi secara berlebih atau information overload.
Big data merupakan kumpulan data yang muncul dengan jumlah sangat besar dan dapat diolah untuk kemudian dianalisis sesuai dengan keperluan tertentu seperti melakukan prediksi, membuat keputusan, membaca sebuah tren, melihat tingkah laku konsumen, dan lain sebagainya.
Untuk industri media, penulisan jurnalistik akan terlihat lebih rinci, menarik, dan kredibel, apabila disertai dengan penggunaan dan analisa data yang mendalam.
“Di era digital, kekuatan data sangat diperlukan oleh industri mana pun, termasuk media, agar industri bersangkutan dapat terus menyediakan layanan publik, menstimulasi pembangunan, memberikan informasi yang kredibel, serta selalu siap menghadapi tantangan bisnis yang ada,” ujar Shafiq Pontoh, Chief Strategy Officer, Provetic Indonesia.
“Pun demikian, diperlukan ketelitian dalam memilah data saat akan digunakan sebagai sumber acuan, baik untuk penelitian maupun penulisan berita,” tambahnya.
Walaupun tren big data tengah berkembang pesat di Indonesia, tren jurnalisme data di Indonesia masih belum terlalu terdengar. Padahal, jurnalisme data merupakan salah satu bentuk pemanfaatan big data yang dapat dilakukan oleh industri media dan menjadi kebutuhan yang seolah tak bisa dipisahkan dari proses penulisan berita oleh para jurnalis. Selain melalui wawancara dan investigasi, penggunaan data yang valid dapat menjadi fakta kuat dalam sebuah berita.
Adapun tantangan terbesar dalam hal pemanfaatan data saat ini adalah masih minimnya tools pengolah data yang mudah digunakan, terutama bagi para jurnalis yang memilki kesibukan tinggi dengan tenggat waktu yang sempit.
“Saat ini, data menjadi aset berharga baik bagi organisasi maupun individu sehingga keberadaannya sangat signifikan di era transformasi digital ini,” ujar Tony Seno Hartono, National Technology Officer, Microsoft Indonesia.
Dalam rangka mendukung jurnalisme data, Microsoft Indonesia menyediakan layanan Microsoft Azure. Untuk memastikan keamanan data, layanan Microsoft Azure mengklaim telah tersertifikasi ISO 27001 dan ISO 27018 untuk keamanan dan kenyamanan akses data.
“Microsoft Azure hadir sebagai pilihan yang dapat mempermudah penggunanya ketika berurusan dengan data dan memastikan bahwa data tersebut aman, privasi data terlindungi, serta memastikan bahwa empunya data memiliki kontrol dan kepemilikan atas data secara konsisten sesuai dengan ekspektasi,” tambahnya.(mtn/ivn)