XIII KOTO KAMPAR (RIAUMANDIRI.co) - Walaupun sebelumnya dalam rencana pembangunan Masjid Abdulah Al-Umar dan Sekolah Tahfiz, Bupati Kampar sempat mendapat kabar ada sedikit riak penolakan dari masyarakat untuk pembangunannya,
akhirnya, Selasa (15/11) Bupati Kampar meresmikan bangunan Masjid dan Sekolah Tahfiz tersebut. Peresmian ini langsung disaksikan oleh donatur sepenuhnya Syeh Dr Abdurahman Muhammad Tholib H di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar.
"Kita ketahui bersama Kabupaten Kampar merupakan Serambi Mekkahnya Riau. Untuk itu, penolakan pembangunan sebuah masjid oleh umat Islam sendiri itu merupakan hal yang aneh dan perlu dipertanyakan," ujar Bupati dalam arahannya sebelum meresmikan masjid.
Karena selaku umat Islam, lanjutnya masjid adalah rumah Allah tempat kita beribadah, baik salat, baca Quran, pengajian maupuan kegiatan keagamaan lainnya.
"Maka apabila ada yang melarang mengamalkan Alquran dan hadist, maka malapetaka akan datang. Untuk itu apabila kita tidak mampu untuk atau belum mau untuk membanguan rumah Allah lebih baik diam," terang Jefry.
Untuk itu Jefry berharap agar jangan melihat dari siapa ilmu itu dapat, tetapi lihat ilmu apa yang diberikannya. Begitu juga atas siapa yang telah memberikan rumah Allah ini, tetapi apa yang telah diberikannya. Apalagi yang memberikan adalah doktor ulama dari Tanah Suci Mekkah, tempar kelahiran Nabi Muhammad.
Sementara itu Syeh Dr Abdurahman Muhammad Tholib selaku orang yang menyumbang sepenuhnya pembangunan masjid dan sekolah dalam tausiahnya menyampaikan terima kasihnya karena sudah bisa berkumpul bersama Bupati,
Ketua KNPI Kampar Rahmad Jevari Juniardo, perwakilan Kapolres, Ketua Pengurus Markas Islamic Center Bangkinang Dr Dasman Yahya, Lc, MA, perwakilan Danyon, termasuk para Camat dan Kades serta lapisan masyarakat khususnya masyarakat Desa Koto Masjid.
Pada awal Nabi kita Muhammad SAW sesaat sampai di Madinah, Rasulullah yang pertama dibangunnya adalah masjid serta mempersatukan kaum jamaah Muhajirin dan Anshor. Dimana Rasulullah membangun masjid tersebut pada awal masehi.
"Nah kalau sekarang sudah tahun 1438 H, maka sudah berapa jamaah yang telah melaksanakan salat di Masjid Nabawi tersebut. Dengan demikian semakin banyak orang yang salat di masjid itu,maka semakin banyak pula pahala yang akan diterima oleh yang membangun masjid dan yang mewakafkan tanahnya," ujarnya. (adv/humas)