JAKARTA(RIAUMANDIRI.co) - Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, menjadi saksi penandatanganan nota kesepahaman kerja sama bidang pariwisata antara Menteri Pariwisata RI Arief Yahya dan Menteri Perdagangan dan Industri.
Singapura, yang mewakili Singapore Tourism Board (STB), S. Iswaran di Wisma Perdamaian Semarang, Senin (14/11). Usai penandatanganan tersebut, Presiden Jokowi menyatakan nota kesepahaman itu akan memperkuat kerja sama kedua negara, termasuk bidang pariwisata.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan kerja sama yang akan dikembangkan oleh kedua negara meliputi tiga area, yakni pemasaran bersama, wisata kapal pesiar dan penyediaan sarana pertemuan, konvensi dan pameran (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition/MICE).
Sejak 2010, Singapura sudah menunjukkan minat untuk menjalin kerja sama dalam pengembangan wisata kapal pesiar. Namun Indonesia masih memperhitungkan untung ruginya.
Baru pada era Jokowi, kerja sama pariwisata dengan Singapura dijadikan prioritas.
Arief Yahya mengatakan Singapura bukan semata sebagai hub transportasi udara internasional dan pintu gerbang pariwisata, tetapi juga hub pasar MICE.
"Ada puluhan ribu perusahaan asing, baik dari Eropa, Amerika, Asia dan Australia yang memiliki representative office di sana," katanya.
Pada 2015 ada 1.519.430 wisatawan Singapura yang mengunjungi Indonesia. Sementara di 2016, Indonesia menargetkan kunjungan wisatawan Singapura sebanyak 1.800.000 orang dengan destinasi favorit Batam, Jakarta, Bali, dan Surabaya.
Adapun, guna menggaet lebih banyak wisatawan Singapura, Indonesia aktif mengikuti pameran pariwisata di Singapura, antara lain NATAS Travel Fair dan NATAS Holiday Fair.
Sebaliknya, Singapura juga merupakan destinasi wisata populer bagi orang Indonesia. Wisatawan asing yang datang ke Singapura paling banyak berasal dari Indonesia. Tahun 2015, STB mencatat jumlah kunjungan warga Indonesia ke Singapura mencapai 2,7 juta orang.
Sementara, di tahun yang sama, Singapura dikunjungi 15,2 juta wisatawan asing. Angka itu hampir tiga kali lipat dari penduduknya dan meraup devisa hingga US$ 17,7 miliar (Rp235,7 triliun) dari sektor pariwisata. (cnn/ivn)