PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Riau tercatat nilai tukar petani di Riau mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen. Kenaikan ini dipicu karena naiknya indeks harga yang diterima petani dibandikan harga yang yang dibayarkan petani.
Demikian diungkapkan Kepala BPS Riau, Aden Gultom, kepada Haluan Riau. Menurutnya. terhitung Oktober 2016 kenaikan terjadi pada dua subsektor penyusun NTP, yakni subsektor holtikultura yang mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,30 persen.
"Jadi semakin tinggi NTP diharapkan kemampuan daya beli petani bisa lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga bisa lebih baik," ujar Aden.
Dijelaskannya, saat ini kondisi kesejahteraan petani relatif lebih buruk dibandingkan keadaan pada 2012. Dengan defisit yang dialami sebesar 0,35 persen, yang terjadi pada dua subsektor tersebut.
Jika dibandingkan dengan propinsi lain di Sumatera, NTP Riau menduduki peringat ke 4 dari 10 propinsi yang ada.
Selain itu juga, Aden juga menambahkan kenaikan juga terjadi pada nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) Riau sebesar 111,33 persen atau naik sebesar 0,85 persen dibandingkan bulan sebelumnya.***