Lubukbasung (HR)- Sekolah Dasar Negeri 22 Galapuang, Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, kekurangan guru pegawai negeri sipil dan satu unit ruang belajar. Ketua Komite SDN 22 Galapuang, Efendi di Lubuk Basung, Selasa (17/2), mengatakan, saat ini SDN 22 Galapuang memiliki enam guru PNS dan tiga guru honorer. "Dari enam guru PNS itu, sebanyak lima orang guru kelas dan sisanya guru honorer," kata Efendi saat acara syukuran menempati bangunan sekolah baru dihadiri oleh Wakil Bupati Agam Irwan Fikri. Sementara untuk membayar honor ketiga guru honorer ini, tambah dia, pihak Komite terpaksa mencari dana ke masyarakat sekitar setiap bulannya, karena anggaran sekolah sangat terbatas untuk membayar honor mereka. "Untuk ruang belajar masih kurang satu unit lagi, karena pasca gempa bumi melanda Sumatera Barat pada 30 September 2009, bangunan sekolah itu mengalami rusak berat, katanya. "Sehingga proses belajar mengajar siswa dialihkan di lokasi pengungsian di Nagari Sungai Batang selama satu tahun. Setelah itu dipindahkan pada sekolah itu dengan mengunakan darurat," sebutnya. Pada 2012, Pemkab Agam menganggarkan dana alokasi khsus (DAK) sebesar Rp160 juta untuk membangun tiga unit ruang belajar dan pada 2014 juga menganggarkan DAK sebesar Rp200 juta untuk membangun tiga unit ruang belajar. Namun satu dari enam ruang belajar itu digunakan untuk ruangan majelis guru. "Untuk itu, kami berharap kepada Pemkab Agam menambah guru PNS dan membangun satu unit ruangan untuk majelis guru," katanya. Ia menambahkan, jumlah siswa SDN 22 Galapuang sebanyak 65 orang yang terdiri dari enam rombongan belajar. Satu rombongan belajar secara bergantian mengunakan bangunan itu. Sementara itu, Wakil Bupati Agam Irwan Fikri menambahkan, Pemkab setempat akan mencarikan solusi untuk menyelesaikan persoalan ini. Namun pihak kepala sekolah harus memasukan surat secara tertulis ke Pemkab Agam, melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Agam. "Ini akan dibahas nantinya, sehingga persoalan ini bisa teratasi," katanya. Sementara, untuk kekurangan ruang belajar, ini merupakan persoalan yang dihadapi Pemkab Agam selama ini, karena dengan keterbatasan anggaran, maka masih banyak sekolah yang masih kekurangan ruang belajar di Kabupaten Agam. (ant/ivi)