DILI (HR)- Timor Leste, Senin (16/2), melantik perdana menteri baru setelah Xanana Gusmao mengundurkan diri dari jabatan itu bulan ini.
Mantan menteri kesehatan Rui Araujo, seorang dokter alumni Selandia Baru dan salah satu sosok populer Fretilin, akan memimpin pemerintahan keenam sejak negeri itu merdeka dari Indonesia pada 2002.
Setelah dilantik, Araujo berjanji pemerintahannya akan mengedepankan kepentingan negara ketimbang perbedaan politik yang selama ini mengguncang negeri kecil tersebut. "Kita bisa bekerja lebih baik dengan bekerja sama," kata Araujo setelah dilantik di ibu kota Dili.
Pemerintahan baru pimpinan Araujo ini hanya beranggotakan 33 menteri, jauh lebih ramping ketimbang postur pemerintahan sebelumnya yang diisi 55 orang menteri. Pemangkasan jumlah menteri itu diharapkan bisa meningkatkan kinerja kabinet sekaligus mengurangi pengeluaran negara.
Dalam pidato perdananya, Araujo juga memuji pendahulunya yang dianggap mampu membawa persatuan di negeri termuda Asia itu setelah melewati banyak masalah di tahun-tahun pertama kemerdekaannya.
Sejumlah menteri yang terkait kasus korupsi dan yang berasal dari generasi lama digantikan dengan wajah-wajah baru yang lebih segar dalam sebuah perombakan yang disebut sejumlah analis sebagai sebuah pergantian yang signifikan.
Meski demikian, pemerintahan baru pimpinan Araujo itu menghadapi banyak tantangan. Hingga saat ini, Timor Leste masih menjadi salah satu negara termiskin di dunia dan pemerintah masih berjuang keras meningkatkan taraf hidup 1,1 juta warganya.
Pemerintah baru juga harus mampu mengembangkan ekonomi negeri itu yang kini masih sangat tergantung pada sektor minyak bumi dan gas alam.
Selain itu, korupsi juga menjadi masalah endemik di Timor Leste. Saat ini bekas provinsi Indonesia itu menduduki peringkat 133 dari 175 negara paling korup tahun lalu versi Transparansi Internasional.
Dalam daftar Transparansi Internasional ini negara dengan peringkat rendah justru negara yang dianggap paling tidak korup.(kcm/ivi)