JOGJAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Universitas Gadjah Mada mengembangkan dan mencari solusi tepat untuk pembuatan sepeda motor listrik. UGM tidak sendiri dalam program ini, melainkan didukung produsen otomotif Viar Motor Indonesia.
Kendala utama dalam teknologi sepeda motor listrik adalah pada aki dan lama pengisian daya serta jarak tempuh. "Riset tentang motor dan mobil listrik sudah lama dilakukan. Kendala terbesar ada di baterai, motor, dan controller," kata Kepala Pusat Inovasi Otomotif UGM Jayan Sentanuhady, Selasa, 8 November 2016.
Umur baterai atau aki ini rata-rata hanya 2-3 tahun. Harganya pun mencapai 30 persen dari semua biaya komponen sepeda motor.
Saat ini, menurut Jayan, UGM telah mengembangkan baterai untuk kendaraan listrik. Waktu pengisiannya 4-6 jam. Kemampuan jarak tempuh dengan baterai itu hingga 70 kilometer. "Waktu pengisian dan energi baterai untuk motor listrik terus diperbaiki agar semakin efektif," katanya.
Viar Motor Indonesia sengaja mengajak UGM mengembangkan sepeda motor listrik dalam lima tahun ke depan. Alasannya, UGM lebih maju dalam riset pengembangan otomotif yang irit bahan bakar dan penggunaan daya listrik.
"Riset pengembangan motor listrik bisa membantu percepatan pabrikasi sepeda motor listrik," kata Presiden Direktur PT Triangle Morindo (Viar) Ignatius Kartiman.
Dengan menggandeng pihak akademik, ujar Ignatius, hasil riset tidak hanya menjadi tumpukan di laboratorium dan perpustakaan, tapi juga bisa diaplikasikan ke ranah pabrikasi sepeda motor dan industri otomotif dengan daya listrik.
Riset yang dilakukan dua pihak ini untuk pengembangan sepeda motor berdaya listrik Viar Pulse dan Q1. Riset difokuskan pada sektor mesin, controller, dan baterai.
Direktur Riset dan Pengembangan Viar Indonesia Heru Sugiantoro menyatakan yang diinginkan adalah baterai yang tidak terlalu besar tapi kapasitasnya tinggi dan pengisiannya tidak terlalu lama.
"Baterai yang ukurannya tidak terlalu besar tapi daya listrik yang besar, itu yang diinginkan," tuturnya. (tmp/ivn)*