JAKARTA (Riaumandiri.co) - Ada juga batuk yang berlangsung lama seolah tidak mau sembuh sehingga perlu ditangani oleh dokter. Berikut adalah beberapa kemungkinan penyebab batuk berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan:
1. Virus flu
Batuk yang berlangsung selama tiga minggu atau kurang kemungkinan besar disebabkan oleh flu biasa. Tapi, kadang flu juga bisa menyebabkan batuk yang bertahan hingga satu bulan setelah gejala lain berakhir, biasanya jenis batuknya adalah batuk kering dengan lendir bening.
"Virus mengiritasi ujung saraf di saluran napas sehingga saluran ini menjadi sensitif selama beberapa waktu," kata Dr. Dicpinigaitis.
Cara mengatasinya: Tidak ada obat untuk infeksi virus, sehingga kamu harus menunggu penyakit flu sembuh dengan sendirinya. Jika batuk kamu terasa sangat serius, obat flu yang dijual bebas bisa membantu meredakan gejala atau dokter bisa memberi resep obat untuk menenangkan refleks batuk kamu, kata Gerard W. Frank, MD, profesor kedokteran di divisi penyakit paru UCLA. Obat jenis dekongestan atau ekspektoran dapat membantu mengencerkan lendir sehingga lebih mudah dikeluarkan.
2. Postnasal drip
Jika kamu mengalami batuk (basah atau kering) yang telah berlangsung selama delapan minggu atau lebih, bisa jadi itu adalah postnasal drip kronis. Postnasal drip adalah kondisi di mana lendir terakumulasi di dalam sinus dan masuk ke bagian belakang tenggorokan, menciptakan sensasi menggelitik sehingga memicu batuk. Tidak ada tes yang dapat memastikan kondisi postnasal drip.
Gejala lainnya adalah kamu sering berdehem untuk membersihkan tenggorokan dan sakit tenggorokan. Karena ini adalah kasus yang begitu umum, dokter sering mencoba untuk tetap mengobati walau mereka tidak yakin akan diagnosisnya, kata D. Frank.
Cara mengatasinya: Bilas hidung dengan cairan saline atau pergi ke dokter. Biasanya, dokter akan merekomendasikan obat jenis steroid atau antihistamin untuk mengurangi peradangan. Perhatikan warna lendir kamu.
"Lendir warna kuning atau hijau berarti sistem kekebalan tubuh kamu sedang dihantam oleh kuman dan menjadi tanda adanya infeksi bakteri," kata Dr Frank. Dalam hal ini, berarti kamu perlu antibiotik.
3. Asma
Orang yang menderita batuk asma akan mengalami batuk kering terus-menerus dan biasanya ini adalah satu-satunya gejala yang nampak. Batuk asma akan memburuk pada malam hari, selama atau segera setelah berolahraga, ketika kamu menghirup udara dingin atau ketika kamu berada di sekitar alergen, seperti bulu hewan peliharaan atau serbuk sari bunga.
Cara mengatasinya: Biasanya, dokter memberikan tes pernapasan untuk mendiagnosis asma dan merekomendasikan menggunakan inhaler dua kali sehari selama beberapa minggu untuk melihat apakah batuk kamu reda atau tidak. Antihistamin atau suntikan alergi juga dapat membantu.
4. Acid reflux
Duapuluh lima persen kasus batuk kronis disebabkan oleh gastroesophageal reflux disease (GERD). Ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, ujung saraf akan teriritasi dan memicu batuk terus-menerus. Tapi sayangnya, kondisi ini sulit untuk didiagnosa.
"Tidak semua orang dengan GERD merasakan mulas," kata Dr Dicpinigaitus. "Jika kamu batuk setelah makan, ketika berbaring di malam hari, atau setelah bangun pagi, atau suara sering tiba-tiba serak sambil batuk-batuk, ini adalah petunjuk kemungkinan adanya refluks."
Cara mengatasinya: Sebagian besar kasus GERD relatif mudah untuk diatasi dengan obat antasida. Tapi, batuk karena GERD bisa keras kepala sehingga harus mendapat pertolongan dari dokter, kata Dr Dicpinigaitis. Menurunkan berat badan terutama bagian bawah tubuh kadang-kadang bisa membantu. Angkat kepala kamu dengan bantuan bantal saat tidur juga bisa meringankan batuk GERD.
5. Pneumonia
Batuk bisa menjadi tanda adanya penyakit parah seperti misalnya pneumonia. Pneumonia dapat berkembang ketika infeksi pernapasan menyebar ke paru-paru, menyebabkan kantung udara paru-paru terisi dengan nanah. Hal inilah yang menyebabkan kamu sulit untuk bernapas dan batuk terus-menerus. Pneumonia dapat mengancam jiwa jika tidak segera diobati.
Cara mengatasinya: Periksakan diri ke dokter. Dokter akan meminta kamu menjalani tes X-ray yang adalah satu-satunya cara untuk mengetahui secara pasti apakah kamu memiliki pneumonia atau tidak. Namun, beberapa dokter akan mendiagnosa dengan mendengarkan paru-paru kamu menggunakan stetoskop, kata Dr Frank. Sebagian besar kasus pneumonia yang serius pada orang dewasa adalah karena bakteri dan diobati dengan antibiotik.
6. Batuk rejan
Penyakit ini sangat menular. Kamu bisa mendapatkan batuk rejan, alias pertusis, walau telah divaksinasi (karena efek vaksinasi akan melemah seiring berlalunya waktu).
Cara mengatasinya: Antibiotik dari dokter dapat mengurangi gejala batuk rejan dan menjaga kamu dari penyebaran bakteri dari orang lain. Batuk rejan bisa menyebabkan kematian terutama pada bayi.
Penyebab lainnya, untuk batuk yang tidak merespon pengobatan di atas, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan X-ray dada atau CT scan paru-paru atau sinus. Pemeriksaan-pemeriksaan ini dapat membantu mengetahui secara lebih pasti adanya kondisi serius seperti penyakit paru obstruktif kronik atau kanker paru-paru. Jika batuk kamu hanya muncul pada waktu atau tempat tertentu, pertimbangkan kemungkinan adanya alergi. (kom/vie)