JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Presiden keenam RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, mendatangi Kantor Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Selasa (1/11). Ia melakukan pertemuan dengan Menko Polhukam Wiranto selama sekitar 50 menit.
Pertemuan Wiranto, dari pihak pemerintah, dengan SBY hanya beselang satu hari setelah Presiden Joko Widodo bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Menurut pengamat Politik Universitas Al Azhar, Rahmat Bagja, pertemuan Wiranto dan SBY merupakan kelanjutan dari pertemuan Jokowi dan Prabowo.
Dikatakan, Jokowi memerlukan dukungan dari partai-partai yang berseberangan dengan pemerintah untuk melancarkan pembangunan infrastruktur. Dalam hal ini, Wiranto, merupakan "jembatan" antara Jokowi dan SBY yang belum memiliki chemistry politik.
"Jokowi membutuhkan middle man yaitu Wiranto. Sebab pertemuan Jokowi-SBY belum ada chemistry-nya. Wiranto coba menjembatani sebagai senior SBY di TNI," ujar Rahmat.
Selain dianggap belum memiliki chemistry satu sama lain, Jokowi dan SBY juga terhalang kepentingan Pilkada 2017.
Jokowi, yang merupakan kader PDI Perjuangan, dianggap condong pada pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat yang diusung partainya. Sementara, Demokrat mengusung putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono, sebagai rival Ahok.
"Dengan politik seperti ini, jangan bertemu dulu deh. Nanti anggapan grassroot-nya berbeda. Pak SBY sangat melihat itu dan paham politik simbol yang digunakan Jokowi sebagai sesama orang Jawa," kata Rahmat.
Sementara itu, Wiranto saat usai pertemuan dengan SBY, mengatakan pertemuan itu hanya silaturahim sebagai sesama kolega yang pernah aktif di TNI.
Keduanya juga sama sekali tak membahas polemik keberadaan dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir Said Thalib. Menurut Wiranto, polemik dokumen TPF Munir merupakan urusan SBY dengan Jaksa Agung.
"Itu kan urusan Beliau dengan Jaksa Agung yang membuka hasil pemeriksaan TPF Munir," ujar Wiranto.
Wiranto mengaku mendapat banyak masukan dari SBY terkait tugas-tugasnya sebagai Menko Polhukam.
"Kami senang bahwa mendapat kunjungan dari mantan presiden yang bisa memberi banyak hal, masukan untuk tugas-tugas mendatang," kata Wiranto. (kom/sis)