PEKANBARU (RIAUMANDIRI.co) - Lebih kurang 2 ribu massa Front Pembela Islam asal Riau, akan bertolak ke Jakarta. Di sana, mereka akan bergabung dengan ratusan ribu kaum muslimin lainnya, dalam aksi akbar menggugat kasus dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama atau Ahok.
Seperti diketahui, aksi akbar tersebut rencananya akan digelar pada 4 November mendatang di Jakarta. Rencananya, aksi akan dimulai setelah Salat Jumat. Massa akan menggelar long march dari Masjid Istiqlal menuju Istana Merdeka. Sejauh ini, sejumlah tokoh agama nasional telah menyatakan akan ikut serta dalam aksi akbar tersebut.
Menurut Ketua Front Pembela Islam (FPI) Riau, Ade Hasibuan, massa FPI Riau tersebut berasal dari kabupaten-kota serta FPI Provinsi Riau. Hal ini merupakan bentuk nyata dari sikap FPI meminta Ahok segera diproses secara hukum terkait dugaan penistaan agama tersebut.
"Dari Riau, FPI akan mengirimkan lebih kurang 2 ribu massa yang akan turut menyampaikan petisi umat Islam kepada Presiden Jokowi di depan Istana Negara. Jumlah ini berasal dari kabupaten dan kota serta massa FPI yang ada di Provinsi Riau," terangnya, 2 Ribu seraya menambahkan saat ini dirinya sudah berada di Bogor.
Saat ini, tambahnya, sebagian massa sudah berada di Jakarta, tetapi belum semuanya. "Saya terus memantau saudara-saudara yang datang dari Riau," tuturnya.
"Seruan jihad konstitusional bela agama dan negara. Inilah tujuan kita, yakni menyelamatkan bangsa agar tidak terpecah belah oleh kepentingan kelompok," sebutnya.
Ditambahkannya, pihaknya menyayangkan sikap Mabes Polri yang dinilainya berbelit-belit memproses kasus Ahok tersebut. Padahal, dalam hal ini menurut pandangannya, berbagai bukti sudah ada begitu pun dengan saksi.
"Pertanyaannya saat ini, seriuskah mereka menuntaskan kasus ini? Untuk itu kita mendorong pihak Polri segera menuntaskan masalah ini. Janganlah sampai karena persoalan ini umat diadu domba yang berujung perpecahan di negeri yang kita cintai," tutur Ade.
Ia menegaskan, tuntutan agar Ahok segera diproses secara hukum, murni karena Ahok telah menistakan agama Islam. FPI dan komponen umat Islam tidaklah berbau politik.
Pihaknya meminta Presiden Jokowi dan Kapolri bertindak sesuai dengan hukum yang berlaku di negara ini. Jangan memberikan perlindungan kepada Ahok yang telah menistakan agama Islam.
Disikapi Serius Sementara itu, dukungan terhadap aksi itu terus berdatangan. Sejumlah tokoh Islam nasional, menyatakan juga akan ikut bergabung dalam aksi tersebut. Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Fadli Zon juga telah menyatakan kesiapannya mengikuti aksi itu.
Salah satunya datang dari KH Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym. Ia menyatakan akan ikut bergabung dalam aksi tersebut. Pernyataan itu disampaikan Aa Gym lewat sebuah video yang dia unggah di akun Facebook-nya, Senin kemarin. Aa Gym berharap, aksi nanti bisa terlaksana dengan tertib.
"Semoga rencana aksi tanggal 4 ini menggugah banyak pihak untuk sungguh-sungguh menyelesaikan ini dengan seadil-adilnya. Kepada aparat, kami sudah percaya bahwa akan menyelesaikan ini dengan baik. Namun jikalau terkesan lambat dan mengulur, maka inilah yang membuat umat Islam yang terluka hatinya dengan skandal saudara Ahok ini semakin kecewa," ujarnya.
Aa Gym mengatakan, Ahok datang menemui Presiden Jokowi sebelum menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri beberapa waktu lalu. Karena itu, dia menyebut Jokowi pasti tahu betul seperti apa permasalahan ini.
Menurut Aa Gym, dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok terkait ucapannya soal Surat Al Maidah ayat 51 bukanlah perkara sederhana. Karena itu, aparat harus menyikapinya dengan serius.
"Semoga Pak Jokowi serius memandang permasalahan ini. Karena bagi umat Islam yang menyadari kemuliaan Alquran, kehormatan para ulama, benar-benar menganggap hal ini hal yang serius. Kekurangseriusan akan berdampak luas dan panjang," jelasnya.
Aa Gym meminta Jokowi memberi perintah langsung ke Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar menyelidiki kasus ini dengan cepat dan seadil-adilnya. Tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun.
"Tentu saja kami sama sekali tidak menginginkan ada kerusuhan kerusakan di negeri yang kita cintai ini, tapi sumbernya itulah yang harus segera diatasi. Saya sepakat dengan Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Johannes Suryo Prabowo yang saya baca dalam tulisannya, bahwa untuk menghentikan demo sebesar apa pun tidak bisa dengan akal-akalan kecuali satu saja, yaitu menghilangkan penyebabnya," ujar Aa Gym.
"Dan penyebabnya adalah harus segera diproses dengan cepat seadil-adilnya skandal saudara Ahok ini. Mudah-mudahan keadilan yang ditegakkan akan menjadi solusi terbaik," sambungnya.
Jangan Paksakan Kehendak Sementara itu, Presiden Jokowi, mengatakan pihaknya menghormati masyarakat yang akan menggelar aksi tersebut. "Demonstrasi adalah hak demokratis warga, tapi bukan hak memaksakan kehendak dan bukan hak untuk merusak," ujarnya.
Jokowi mengatakan pemerintah akan menjamin hak menyampaikan pendapat, tapi juga akan mengutamakan ketertiban umum. Selain itu, Jokowi sudah memerintahkan aparat keamanan untuk siaga mengawal aksi tersebut.
"Aparat keamanan sudah saya minta bersiaga dan melakukan tugas secara profesional jika ada tindakan anarkis oleh siapa pun," kata Jokowi. Sementara itu, Ahok ketika dikonfirmasi terkait rencana aksi itu, merasa kasus itu sudah selesai karena dia sudah minta maaf dan klarifikasi ke Bareskrim Polri.
"Saya kira itu bagian keamanan (terkait demo), bukan tugas saya. Saya kira kasus juga sudah selesai, kita sudah minta maaf, sudah datang ke Bareskrim," ujarnya. Ahok meminta agar pihak-pihak yang kurang berkenan untuk mendatangi Bareskrim Polri. Dengan demikian, semua pihak mendapat penjelasan.
"Silakan kalau yang berpihak enggak suka, kan pihak yang enggak suka juga punya pengacara, punya bagian hukum, minta saja berita acara pemeriksaan ke penyidik Bareskrim, buat apa merusak Jakarta," ungkapnya.
Apakah Ahok merasa khawatir dengan aksi demonstrasi tersebut? "Ya saya khawatir enggak khawatir. Kalau dia ngancam mau bilang apa, ya saya ikhlas saja kerja untuk rakyat. Saya ikhlas saja sudah," ujar Ahok. (ril, bbs, dtc, kom, ral, sis)