BOGOR (RIAUMANDIRI.co) - Presiden Joko Widodo merealisasikan rencananya bertemu Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di kediamannya di Hambalang, Jawa Barat, Senin (31/10). Ada banyak yang dibahas antara keduanya dalam pertemuan tertutup yang berlangsung selama dua jam.
Salah satunya, adalah terkait demo umat Islam terhadap Jokowi Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama atau Ahok, terkait kasus dugaan penistaan agama. Jokowi mengatakan pertemuan itu sebagai bentuk silaturahmi. Prabowo juga sempat memberi masukan soal kondisi ekonomi saat ini.
"Kami berbicara banyak hal, makro, bangsa dan kebangsaan. Makro politik kita, ekonomi kita. Beliau memberikan banyak sekali masukan, kita sangat menghargai," ucap Jokowi, ketika memberikan keterangan didampingi Prabowo. Jokowi mengatakan bahwa pertemuan itu adalah untuk memenuhi janji dua tahun lalu.
"Tadi sudah saya sampaikan pada saat saya datang dua tahun yang lalu di Kebayoran, saya janji saat itu akan datang di tempat tinggal beliau di Hambalang. Hari ini saya memenuhi janji itu," ujarnya. Jokowi mengatakan pertemuan itu sebagai bentuk silaturahmi. Prabowo juga sempat memberi masukan soal kondisi ekonomi saat ini.
"Kami berbicara banyak hal, makro, bangsa dan kebangsaan. Makro politik kita, ekonomi kita. Beliau memberikan banyak sekali masukan, kita sangat menghargai," ucapnya.
Menurutnya, dirinya dan Prabowo Subianto adalah rival saat Pemilihan Presiden 2014 silam. Kini, keduanya ingin menunjukkan bahwa rivalitas biarlah hanya saat Pilpres.
"Rivalitas itu ada pada saat Pilpres tapi setelah itu kita bahu-membahu membangun negara dari semua sisi, mungkin 2019 ada rivalitas lagi, tapi bahu membahu lagi," tambahnya.
Sementara itu, Prabowo mengaku terhormat karena didatangi oleh presiden. Meski pernah bersaing, Prabowo mengatakan bahwa hubungannya dengan Jokowi selalu baik.
"Saya ingin menyampaikan bahwa saya hubungannya baik dengan beliau, pernah rival tapi komunikasi baik dan saya kira itu bagus dalam budaya berbangsa," ujar Prabowo. "Boleh berbeda pendapat kadang tajam, tapi di ujungnya kita punya kepentingan sama, NKRI," pungkasnya.
Demo Ahok Selain membahas masalah kenegaraan, pertemuan antara kedua tokoh itu juga diwarnai dengan pembahasan terkait rencana aksi terhadap Ahok, 4 November mendatang di Jakarta.
Terkait aksi itu, Prabowo berpesan agar aksi dilakukan sesuai aturan. Prabowo mengingatkan agar tidak ada upaya untuk memecah-belah bangsa dalam aksi tersebut. "Jangan sampai ada unsur yang mau memecah belah bangsa, itu yang kita jaga," ujarnya.
Menurutnya, kemajemukan bangsa harus tetap dijaga. Tak boleh ada yang mempertentangkan perbedaan suku, agama dan ras. "Kita negara majemuk. Banyak suku, agama, ras. Kalau ada masalah kita selesaikan dengan sejuk dan damai," tuturnya.
Prabowo menginginkan demonstrasi berjalan tertib. Sependapat dengan Jokowi, Prabowo menyebut unjuk rasa merupakan hak konstitusional. "Saya selalu berharap suasana baik sejuk. Bapak presiden sepintas mengatakan demo hak konstitusional. Beliau juga ingin yang baik kondusif dan itu yang kita inginkan," katanya.
Dinginkan Suhu Politik Terpisah, Ketua DPR Ade Komarudin (Akom) mengapresiasi pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Prabowo. Pihaknya berharap, duduknya dua elit politik negeri ini bisa memunculkan ide baru untuk membangun Indonesia.
"Sekurang-kurangnya akan mendinginkan suasana karena yang satu Presiden yang pernah bersaing dalam Pilpres saja bisa duduk bersama untuk mikirin negeri ini, apalagi yang lain dong," ujarnya.
Akom menilai, seluruh elemen bangsa ini harus bahu-membahu membangun Indonesia menjadi negara yang lebih besar. Jokowi dan Prabowo adalah dua tokoh besar yang mempunyai pengaruh politik luas.
"Bisa sangat membantu mendinginkan suasana, kemudian mengarahkan semua orang untuk berpikir konstruktif untuk negara ini," tambahnya.
"Mudah-mudahan itu komunikasi yang sangat konstruktif untuk bangsa ini. Kalau saya terus terang saja tidak suka ribut-ribut. Jadi ribut-ribut tidak ada untungnya buat negara ini sekarang," imbuhnya. (bbs, dtc, kom, ral, sis)